Selasa, 21 Agustus 2012

Hari Valentine dengan Mama


Banyak yang mengartikan hari kasih sayang tersebut hanya berbagi kasih dengan pasangannya masing-masing.Walaupun sebenarnya kita bisa menyebarkan cinta pada semua termasuk keluarga, teman hingga makhluk Tuhan yang lain.
Seperti yang diungkapkan jika Valentine tak harus dirayakan berdua dengan kekasih.
Aku sendiri siap merayakan Valentine bersama Mama  karena kebetulan ………….
Pagi itu tepatnya senin 13 Pebruari 2012, pk 09.00 pesawat Ibu mendarat di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, kota tempat saya kost yang belum 2 tahun.., saya memilih kota ini karena minat study saya jauh lebih baik , dibandingkan di perguruan tinggi kota lainnya termasuk kota kelahiran saya di Jakarta.
Selama saya di Yogya..jarang sekali saya ke Jakarta, padahal hanya ditempuh dengan 40 menit penerbangan.., kangen rasanya cepat2 menemui Ibu yang yang berkunjung kekota kostku sekarang ini.
Dari anjungan ruang kedatangan , kulihat Ibu turun dari pesawat melalui pintu depan kiri, Ibu yang pertama turun melaui anak tangga pesawat, sangat Anggun dengan Pakaian Blus Motif Batik warnah cerah berlengan panjang dengan stelan celana panjang polos yang agak ketat, ,mamakai Kacamata Hitam yang sangat kontras dengan kulit wajahnya yang putih, berjalan memasuki ruang kedatangan sambil menarik koper yang agak kecil cukup sekedar perjalanan 1 hari bagi seorang Wanita seperti Ibu.
Kunjungan Ibu kali ini untuk menghadiri seminar dan pegelaran Model Batik 2012 disalah-satu hotel berbintang 5 Yogyakarta. Sebagai Direktur dan Pemilik , Ibu mewakili perusahaannya sebagai Nara sumber , karena perusahaan Ibu sangat maju dan berlembang dan dikenal dimanca negara
Kusambut, kusalami dan Kucium Tangan Ibu yang halus dan Ibupun membalasnya dengan kecupan dikeningku.., bangga rasanya menjemput Ibuku yang sangat Cantik dan Anggun, kecantikan melebihin teman perempuan sebayaku, tetapi sediki malu karena saya diperlakukan seperti anak kecil saja, Cium dikening ..padahal umurku sudah menjelang 20an, untunglah disekelilingku tidak ada teman2 atau orang yang mengenaliku.
Kuraih Koper Ibu, dan ibupun melepaskannya sambil menggandeng dipinggangku.., seperti yang dilakukan ketika kami masih di Jakarta mengantar Ibu ke Mal atau berjalan2..,
“Ma !!, Ar malu digandeng kayak anak kecil seperti ini”‘ kataku sambil berusaha melepaskan lengan kirinya yang melingkar dipinggangku,”Gak apa sayang!!, Mama kangen sekali sama kamu, tapi kok kamu jadi..hitam kayak negro aja”, jawab mama sambil mengencangkan gandengannya dan merapatkan tubuhnya ..,”Cepatan Ar, antar ya! mama ke Hotel…, mudah2an Mama belum terlambat”.
“Jam berapa Mama presentasi??, Tanyaku sambil berjalan ketempat Parkir Mobil yang kusewa 2hari, “Jam 10″ jawab mama singkat,”Pas lah Mama!!,dari sini hanya 15 menit”kataku juga singkat.
Setiba dihotel tujuan, Mama langsung bergegas turun dan memintaku untuk menemaninya ke Lobby, dan diresepsionis mama hanya mengeluarkan Kartu Namanya dan meminta dipersiapkan Kamar yang telah diboking dari jakarta, lalu berbalik kepadaku sambil mengecup keningku sejkali lagi dan katanya” Ar, Sayang!!..tunggu mama dikamar ya!!, Mama presentasi cuma 2 jam, setelah itu Antar Mama jalan2 ya!!”, “Tapi Ma!!, Ar Mau menyelesaikan kuliah siang ini” kataku, “terserah kamu sayang, tetapi antar dulu kopor mama kekamar ya!!” kata mama sambil berjalan menuju ruang Seminar,tanpa menungu lagi jawabanku.
Setelah Mama menghilang dari penglihatanku, saya menuju kamar Mama yang telah dipersiapkan, “Wow kamar yang sangat mewah..dibandingkan dengan kamar tempat kostku selama ini, malas rasanya kuliah hari ini, biarlah saya tunggu saja Mama disini sekalian nanti membawa mama jalan2 melihat Kota Yogya dan sekitarnya, kataku dalam hati sambil loncat kepembaringan yang sangat empuk dan sejuk.
Entah berapa lama , tiba2 terbayang wajah mama..yang selama ini tidur sendirian sepeninggal Papa tiga tahun lalu, Sewaktu Kami di Jakarta, saya dan Kakaku Maya setahun lebih tua dariku, sering kekamar Mama untuk menghiburnya sampai mama tertidur,tetapi setelah saya kuliah di Yogya dan kesibukan kakak, tentulah mama selama ini hanya tidur sendirian.., timbullah rasa kasiahan ku pada Mama..,”OK mama , saya akan menghiburmu, membahagiakanmu dan menemanimu jalan2 selama mama di Yogya, walaupun hanya sehari.
Tiba2 HPku berdering , dering peringatan “Valentine Day*, dan teringat pada teman Sekuliahku “Alda”,Nina, Riya……….. cewek2 primadona kampusku, kuakui bahwa mereka itu cantik, manis..dan ingin rasanya selalu bertemu dengan mereka, dan kutahu pula bahwa mereka itu belum mempunyai pacar, sebatas pernyataannya, diluar kampus kami berempat selalu bersa-sama namun tidak ada satupun diantara mereka yang paling istimewa bagiku, mereka kalah jauh dibandingkan dengan mama…Oh Mama, teringat Mamaku,yang telah melahirkanku dan mengasihi, mencintaiku dan menyayangiku melebihi segala2nya, bukankah jauh lebih baik Valentine Day esok hari , hari berbagi kasih sayang akan kuhabiskan waktu bersama mama, walaupun sebenarnya Valentine Day hanya diperuntukan bagi sepasang kekasih… dan akhirnya saya SMS ibuku “Happy Valentine Day..mama !!”…lalu tertidur di Kamar Mama.
Aku terjaga sampai setengah tujuh malam..dan kulihat Mama juga masih tertidur walaupun sudah menyalin pakaiannya dengan pakaian tidur yang cukup tipis yang menampakan BH dan CD yang samar-samar bewarna Pink..Mama tertidur miring menghadap kewajahku, dengan lelapnya disampingku, Aku Heran kapan Mama masuk kamar dan bagaimana caranya , padahal kunci kamar berupa chips ada tergeletak diatas meja rias Kamar Hotel, Rupanya Mama Enggan membangunkanku dan menggunakan Kunci duplikat dari Manager Hotel.
Kutatap wajah Mama dalam keadaan tertidur, Lentik bulu matanya masih terhias lenngkung rapi saling merapat menambah keindahannya yang walaupun kedua kelopak Matanya saling menutup.
Hidung imut yang Mancung tertata sempurna melengkapi keindahan Mulut dan bibi yang tipis merekah basah yang samar-samar memancarkan sisa bekas pemerah bibir dengan sedikit tidak merata, Pastilah mama mengecup keningku sebelum mama ikut tertidur. Tiba2 kuusap dengan jari telunjukku pada keningku tempat biasanya mama mengecupnya, Memang lipstik yang mama gunakan terbilang mahal ,tidak berbekas dan secara refleks ujung telunjuk jariku yang kugunakan mengusap bekas kecupan mama kubasahi sedikit dengan ujung lidahku dan kuoles kebibir mama untuk maksud meratakan Lipstiknya perlahan-lahan, dan ternyats tidak ada reaksi dari mama.
Perlahan2 kudekati tubuh mama sambil menyingkap sedikit selimut yang menutupi setengah tubuhnya…wow..kini tampak jelas BH yang mama kenakan bewarna PINK berenda menopang gundukan buah dadanya yang menonjol dan mencuat. perut yang datar dibatasi dengan pinggang melekuk menambah kesempurnaan bentuk pinggul yang cukup lebar, CD yang juga bewarna PINK transparans tidak dapat menutupi area pubis yang ditumbuhi buluh halus, keserasian bentuk yang paling diidamkan oleh seorang Wanita. dan kini dimiliki olah Mama , mamaku yang sangat sempurna.
Naluri kelakianku mulai mengalahkan naluri anak kepada Ibu Kandungnya..kutaksir tubuh mamaya yang indah , kubayangkan akan memiliki pendamping hidupku seperti dan sesempurna Mama, tapi siapa ya??!, kayaknya tidak ada lagi wanita yang sesempurna selain Mama, Kubayangkan Alda, Riya, Nina..tetapi selalu wajah Mama yang membayang.. Mumpung besok , adalah hari berbagi kasih sayang , akan kubahagiakan Mama , dan mudah2an Mama bisa dan senang menerimanya… tetapi …, inikan tidak boleh …, boleh , Tidak Boleh..boleh, itulah pikiran yang berkecamuk..dibenakku saat itu…
    
Entah Naluri mana yang menang…, kenyataannya makin kudekatkan tubuhku ke tubuh mama dan bahu kananku sempat menindih buah dada kirinya..kukecup kening mama dan tiba2 mama mengeliat dan makin merapatkan tubuhnya dan melingkarkan lengan kirinya keleherku dan membenangkan wajahnya dibawah daguku…walau masih dalam keadaan tertidur
Jantungku makin menderu…,baru kali ini kurasakan kehangatn tubuh dari seorang wanita..dan baru kali inipula kurasakan kehangatan tubuh mama yang lain dari biasanya…
Ingin kulepaskan pelukan mama…tetapi takutnya kalau Mama terbangun..kaget… dan tidak dapat kubayangkan entah apa yang akan terjadi…, aku terdiam sejenak…dan mulailah kubelai rambut Mama yang ikal menutupi sebagian wajahnya…., refleks mama menegadahkan wajahnya…persis berhadapan dengan wajahku…, hembusan Nafas Mama yang teratur dan harum menerpa hidungku…, kurenggangkan sedikit wajahku dan dengan jari telunjuku menarik bibir bawah Mama sehingga nampaklah baris gigi yang  putih dan rapi..dan sedikit memberi celah untuk menampakan ujung lidahnya…, lama sekali kuperhatikan wajahnya…sambari napsu birahi dan rasa takut yang sangat bergejolak dibenaku.., pastilah Mama dalam tidurnya menikmati belaian kasih sayang dan kehangatan cinta seorang laki2 yang telah hilang 3 tahun lalu…kasihan mama… sepertinya Mama sangat membutuhkannya…tetapi ….ach…kini bebanku bertambah lagi, rasa takut kalo mama terbangun dan takut kalo mama kehilangan kehangatan kasih sayang walaupun hanya dalam Mimpinya.., “bermimpilah Mama…yang panjang”, gumanku dalam hati…seakan akan membenarkan fikiranku untuk mengambil kesempatan mencumbui Mama selagi tidur.
Tiba2 Mama menarik tubuhku untuk menindih tubuhnya…dan sayapun nurut saja …dan meraih wajahku mendekati lebih rapat kewajahnya…dan sayapun nurut saja….dan….dan….entah keberanian yang datangnya dari mana…kukecup bibir mama dan…..dan…Sepertinya ini yang ditunggu Mama , dibalasnya ciumanku dengan mulai menyedot, …entah berapa lama kami, Saya dan mama berciuman dan saling menyedot dan mengelitik membuat ruang mulut kami menjadi satu…dan entah kapan tangan tangan-ku ini mulai melanglang ke buah dada mama dan mama pun memberikan reaksi dengan mulai menyambak rambutku dan menarik kearahnya , seakan akan tidak ingin melepaskan ciumannya, di empat lain saya pun mulai menindih selangkang mama persisis diatas Vaginanya dengan Pionku yang mulai mengeras..walaupun pionku dengan Vaginanya dibatasi dengan Celanaku dan baju tidur Mama, dan mama pun  mulai mengoyangkan pinggulnya ….nafas mama mulai tidak teratur..apakah karena birahinya mulai bergejolak kembali atau ia mulai terjaga…, saya tidak perduli …apa yang saya telah lakukan dengan mama  dan usahaku kulanjutkan kebagian dadanya…, mula2 kusingkap perlahan baju tidurnya lalu menelusuri dan  menarik BHnya dan tersembullah gundukan buah dada Mama yang cukup besar dan kenyal bertahtakan puting kemerahan dipuncaknya , mama makin kelelap dalam tidurnya, napasnya makin memburu dan tanganku pun mulai bermain turun ke pinggangnya dan terus turun ke pubisnya dan … tiba2…plok….plok…Mama tersadar …dan menamparku dua kali namun tidak berusaha melepaskan pelukanku,tamparan mama tidak keras tetapi cukup membuatku kaget dan menghentikan kegiatan tanganku di buah dadanya..dan Pubisnya “inikah hadiah valentine untuk mama yang kamu maksudkan Ar!!??’ tanya mama, “Bukan Ma!!, Ar berani berbuat karena Mama tadi yang memulai memeluk Ar, dan Ar tidak tahan , mama tidak marah kan??”  , Mama terdiam lama sekali…sambil memejamkan matanya , tetapi tidak juga berusaha melepaskan diri dari pelukanku, malah kurasakan pelukannya makin kuat  ”tidak apa Ar, ini bukan kesalahanmu” kata mama singkat ” Antar mama ya ke Gallery Batik Malioboro sebentar jam 7 Malam” sambungnya, “Ia Ma” jawabku singkat. sambil berusaha melepaskan pelukanku dari tubuh mama, dan mamapun hanya tersenyum sambil membenahi baju tidur dan BHnya yang telah brantakan karena perbuatanku , “Mari Ar bantu ,Ma!!” kataku menawarkan diri , “ Gak usah sayang.., mama kan tau apa maumu, ntar sepulang dari Gallery, mama nemani kamu semalaman untuk hadiah Valentine , nah pergi sana, mama mau mandi!!”

http://sasakala.files.wordpress.com/2012/02/ph-10733.jpg?w=449&h=448
Sewaktu Mama di Kamar Mandi , kubayangkan perbuatan kami berdua tadi, berpelukan dan berciuman dengan Mama , oh…alangkah nikmatnya hidup ini seandainya saya bisa membahagiakan Mama , memenuhi kebutuhannya walaupun hanya dalam mimpinya dan bila perlu .., terlebih lagi bila dalam keadaan sadar,…  tapi kenapa sewaktu Nafsu birahi Mama mulai bergejolak, ia lalu menamparku??, ohhhh goblok kamu Ar…, kataku dalam hati, “itukan tamparan sayang dan buktinya Mama tidak marah dan tidak berusaha melepaskan pelukannya, ohhhh Ar sangat goblok, bego …membuang kesempatan Emas yang mungkin tidak akan terulang lagi kalau Mama dalam keadaan Sadar.., tapi…tapi… kenapa Mama menjanjikan Hadiah Valentine semalam suntuk ???, tak terasa saya pegang pionku yang mulai kencang dan membesar…dan kubayangkan mama kupeluk, kucium dan kucumbui dalam keadaan telanjang bulat dan ku….ku…ahhh, saya  tidak berani membayangkannya dalam keadaan sadar apalagi Mama adalah Ibu Kandungku…
Tiba2 “ Gantian Mandi Ar, Mama uda selesai” , kata mama sambil membuka Kopornya untuk menyalin pakaian yang dibawahnya dari Jakarta, “Ar gak punya pakaian Ganti Ma!!” ,kataku “ntar kita singgah beli di Mall” jawab mama singkat dan tidak memberikan kesempatan untuk dibantah.
Dalam perjalanan menuju Gallery dan Mall , saya lebih banyak berdiam ..dan selalu membayangkan perbuatan kami berdua dengan mama dikamar.. ”Ar…, Kita hampir saja berbuat kesalahan yang sangat besar, dan itu tidak boleh terulang lagi” kata Mama memulai memancing pembicaraanku, “Perbuatan yang mana Ma!!” tanyaku berlagak bego,”Itu lho…dikamar , kamu memeluk dan menciumi tubuh Mama”, “Itukan Mama yang memulai” kataku sambil menambah konsentrrasi nyetir mobil, “Memang itu kesalahan Mama, lagi pula waktu itu Mama sementara tertidur, dan justru seharusnya Kamu Anak kesayangan Mama , melindungi dan menjaga Mama”, Waaa..dowwwwwww berat neeh permintaan mama. Lama sekai saya terdiam “Tapi Mama kan menikmatinya dan Ar tidak tahan dipeluk kaya gitu.., apalagi yang peluk ..eh..itu..anu…yang ..wanita yang sangat cantik ” jawabku ngeluntur..
“Betulkah sayang !!Mama Masih Cantik??, Mama kan udah tua !!” tanya mama tersenyum manis…manis…sekali, “Mama tidak saja Cantik  tapi Cantik Banget!!!, and Mama tidak kelihatan tua tapi…makin dewasa banget…dibandingkan pimadona Kampusku..sumpah deh” kataku merayu… dan memang itu kenyataannya, Mama makin tersipu2 dan terdiam..
Sewaktu di Mall, Mama memilihkan 3 stel pakaian santai yang mahal banget dan saya hanya memilih satu stel yang sederhana, “Neh…coba kamu pakaian ini..kalo semua pas ambil aja!!”, kata mama sambil menyerahkan pakaian pilihannya.
Sepertinya Mama tau betul kesukaanku, semua sangat pas dan serasi dan sayapun menyukainya dan satu stel saya uda pake langsung menggantikan pakaian yang uda saya pake dari pagi.
Setiba dimobil Mama tanya “Kamu senang dengan piihan Mama??”, ” Pas banget Ma!!” kataku singkat, “Itu hadiah Mama pra valentin sayang!! dan kalo masih kurang minta aja ya!! sama mama”, “Betulkah Ma!!, Bolehkah Ar meminta satu Hadiah istimewa lagi??”, ” Mintalah sesuatu dan pasti Mama penuhi” katanya singkat dan sangat meyakinkan, dan saya pun terdiam pura2 memikirkan permintaan hadiah yang sangat istimewa tersebut, lalu kuberanikan untuk meminta dan mudah2an mama tidak marah  ”Bolehkah Ar Mencium Mama sebagai hadiah istimewanya, ma!!??” ” , mama dengan santainya menjawab “Bukankah kamu setiap saat boleh mencium mama dikening atau di tangan mama??”, “Tapi Ar … pingin mencium Mama di Bibir” kataku sedikit gemetar dan ragu2, Mama terdiam sejenak dan lanjutnya “Ar sayang , kalo itu gak boleh, lagian dikamar hotel kan Ar udah mencium Mama” katanya sedikit emosi.., entah pikiran setan dari mana yang mendoronku untuk lebih berani dan merayu mamaku, ” tapi waktu itu Mama dalam keadaan tertidur, dan waktu itu Mama sertai 2 kali tamparan yang sakit  sekali..dipipi Ar” kataku sambil pura2 meringis, memegang pipiku bekas tamparan Mama, “Udah lah Ma!!, kalo mama tidak mau, berarti mama mengingkari janji Mama” kataku sambil meraih kunci mobil untuk bersegera berangkat meninggalkan parkiran Mall, “Bukan Mama inkar janji !!, tetapi Mencium dibibir Mama, gak boleh sayang!!, lagi pula ntar kita diliat orang” kata Mama sambil meraih pipihku agar wajahku menghadap ke wajahnya, kulihat wajah mama dalam kegelapan bersemu merah dan sangat cantik dan menggoda naluri kelakianku, ” Sekalipun tidak boleh tapi apasalahnya kalo mama mau dan tidak ada orang yang bisa melihat kita, Ma !!’ kataku ngambek dan mulai mengeluarkan jurus rayuan saktiku, dan akhirnya luluh pertahanan Mama “tapi Ar,…sebentar aja ya sayang!!!” katanya sambil memejamkan matanya , Cup….mmmmbbmm..
Mula2 kukecup kening mama..dengan lembut dan perlahan lahan turun kehidungnya… dan turun lagi ke Bibirnya, Mata mama masih terpejam dan bibirnya terkatup rapat, saya tidak ingin mencium mama dalam keadaan terpaksa seperti ini, kujilati bibir mama dengan unjung lidahku, mula2 bibir atasnya dan turun kebibir bawahnya, dan bibirnya masih tertutup rapat , malah lebih rapat lagi, pikiranku makin kotor, tidak peduli apakah dia Mamaku yang jelas , kalo memang mama tidak bersedia saya cium, tentulah sedari tadi dia menolakku, saya tahu Mama orangnya sangat tegas dan saya tau juga bahwa saat ini mama bertaruh antara tidak boleh berciuman dengan anak kandung dan nafsu birahinya yang mulai berkobar. Kulingkarkan lengan kiriku kelehernya dan sedikit kurenggangkan wajahku dan “Mama sayang sama Ar??” tanyaku mengharapkan mama membuka mulutnya untuk menjawab ” Mama sayang sama Ar tapi….tidak boleh …” hanya sampai disitu kata2 mama dan kesempatan sewaktu mama membuka mulutnya , kusisipi lidahku dan menyedotnya…, dan mama pun ikut2an menyedotnya…, tangan kananku mulai meraih pipihnya agar ciumanku tidak terlepas dan mamapun mulai menyambak rambutku…, perlahan2 lidahku menggelitik lidahnya dan mamapun berbuat seperti itu, oh…mmmm, nafasku dan nafas mama makin tidak teratur…, dan sepertinya mama ingin menikmati..dengan menarik tubuhnya untuk berbaring , sayapun mengikutinya dengan merebahkan tubuh mama tetapi tidak melepaskan ciumanya…
http://sasakala.files.wordpress.com/2012/02/ciuman-di-mobil.jpg?w=465&h=278
Lama sekali kami berciuman menindih tubuh mama di jok depan didalam mobil…dan entah kapan tanganku ini sudah menyusup dibawah baju mama dan menelusuri buah dadanya…mama makin kesurupan..dan binal menyambut tanganku dan…ach..ach…rupanya mama akan orgasme..dia juga mulai mencakar punggungku sambil menggoyangkan pinggulnya akibat desakan dan tekanan selangkangku, tiba2 ada sorotan lampu mobil dari depan …membuat kami berdua terhenti sejenak, kubisikan perlahan2 “jangan bangun Ma!!, ntar kita terlihat mereka:, mama hanya mengangguk dan melanjutkan ciuman kami tetapi tidak lagi seseru tadi. Sesaat kemudian “sudahlah Ar..!!, kamu jangan menyiksa Mama seperti ini”, “Ia Ma.., terimah kasih hadianya” kataku sambil menstater mobil sewaanku meninggalkan pelataran Parkir Mall.
Dalam perjalanan , Mama lebih banyak bersikap diam , berbeda sewaktu kami baru saja meninggalkan Hotel. Di Gallery Batik , mama mempersingkat kunjungannya, walaupun tidak lama , tetapi hampir seluruhnya pelayan Gallery termasuk Bossnya yang juga terbilang Cantik, berdecak kagum melihat kecantikan Ibu , bukan karena Ibu termasuk pemegang saham terbesar di Galery tersebut, tetapi karena Ibu selalu tersenyum manis sambil memberikan arahan untuk peningkatan kinerja mereka.
Lain halnya sewaktu kami Makan Malam disalah satu restoran bertaraf internasional, Mama mengetahui banget fungsinya sebagai Ibu Rumah Tangga, Mama memilih 14 jenis masakan yang dihidangkan satu persatu  dan dikiri kanan kami dilayani pula oleh 2 pelayanan, tak henti2nya menjelaskan fungsi makanan dan cara membuatnya hidangan tersebut , mama juga rajin bertanya, walaupun sebenarnya ia sudah mengetahui, Mama seakan akan sudah melupakan kejadian dipelataran Parkir Mall. Yang sangat terkesan sewaktu si pelayanan menjelaskan salah satu fungsi makanan yaitu dapat menambah dan mempertahankan gairah bercinta, mama pun serius mendengarkan dan sekali-kali melirik dan tersenyum manis kepadaku “Siapa yang paling baik mengkonsumsinya untuk mendapatkan efek yang maksimal” tanya mama disela-sela penjelasan si Pelayan, “Karena Ibu masih mudah dapat mengkomsumsinya 1/4 porsi dan sudah dapat menghasilkan efek yang tak terduga” ,” wowww !!” kagum mama , dan sipelayan langsung melirikku sambil tersenyum dan berkata ” Untuk Bapak , lebih banyak , lebih baik ” ha…ha..hk..hk…, gelak tawa kami meledak dan tiba2 Mama menoleh kepadaku dan berkata “Pah!!!, itu , habisin makanannya supaya tahan lama !!!”, cussssssss!! entah bagaimana perasaanku waktu itu mambayangkan Mamaku yang melahirkanku memanggilku dengan “Pah…” dan secara refleks juga saya menjawabnya ” Ia Ma!!, tapi Mama tanggung jawab lho !! kalo Papa ngak bisa tidur sampai Pagi”, sekali lagi tawa kami meledak…- ledak bahagia.
Kami kembali ke Hotel , setelah kurang lebih 3 jam menghabiskan 14 jenis menu direstoran tersebut sambil bercanda , Tepat jam 11 malam , kami tiba di hotel dan tampaknya lobby hotel mulai diramaikan dengan pasangan anak muda mudi menyambut puncak Valentine Day 14 Pebruari …. Sebenarnya Mama mengajaku ke ruang Music Live  sambil menunggu pukul 12 tepat tengah malam,tetapi saya tolak ajakan mama “ Ar Mau istirahat sebentar Ma!!, Capek”, “Katanya mau ditemani semalam suntuk, Jangan2 efek makanannya udah mulai bekerja” ngeledek Mama, “Tidaklah Ma!, Ar biasa kok makan gituan malah 3 porsi, tapi nggak ada reaksi !” balasku, sebenarnya bukan efek makanan yang membuatku berfikiran aneh, tapi sambutan mama direstoran tadi, pastilah mereka beranggapan kami ini suami isteri yang baru aja menikah, berfikir sampai disini, pionku makin gelisah dan kepala ini serasa nyut-nyut,  ” OK sayang, terserah kamu lah, pokoknya malam ini Mama siap menemani kamu sampai  sebelum mama pulang besok jam 12 siang”.
Kami bergegas kekamar melalui lift karena kamar Mama dilantai 10 ….
Dalam Lift kupeluk Mama dari belakan , kulingkarkan lenganku di pinggang dan diperutnya ,dan mama tidak membuat Reaksi, hanya sedikit menyandarkan kepalanya di dadaku .berkata singkat” Sabar sayang, ntar di Kamar Kamu bebas peluk Mama sambil kita beristirahat”, kubalikan tubuh mama menghadapku dan mamapun meraih pinggangku dengan melingkarkan tangannya , membuat tubuh kami berhadapan dan berpelukan,  ”Direstoran Mama menyapa Ar dengan kata PAH..,Ar reseh sekali Ma!!” kataku sambil mengencangkan pelukanku sehingga tubuh kami berdua sangat lengket kecuali Wajahku dengan wajah Mama, “Itukan cuma Sandiwara Sayang, lagi pula sebentar lagi kamu kan akan jadi Papa beneran!!” kata mama tersenyum menunggu reaksiku, “Sebentar kapan Ma??” tanyaku ragu2, dan dan dalam hati kubayangkan apakah sebentar dikamar mama akan menjadikanku Papa benaran?, oh…mama , engkau sangat mengetahui keinginan Ar, pikirku melayang2 dan kotor, dan pingin rasanya kucium bibir mama dilift itu tetapi “Ting..Ting” , bell lift berdering tanda kami telah tiba dilantai 10..
“Itu lho, si Andini, anaknya Pak Tri sahabat almarhum ayahmu, iseng2 pernah nanyaiin kamu” kata mama sambil melangkah keluar dari lift,”Tidaklah Ma!!, Andini-kan udah punya pacar, lagian jangan dijodo-jodoin anak mama”, kataku menolak, “Apa Andini kurang cantik buat kamu??”, “Cantik banget ma !, tetapi masih kala dibandingkan dengan Mama” kataku mulai menggoda, “Hush…anak nakal, mana boleh dibandingkan dengan Mama”, kata mama sambil menggandeng di pinggangku menuju kamar.
Pintu Kamar Mama terbuka dan langsung menghempaskan tubuhnya di springbed yang sangat empuk “Jangan Lupa dikunci pintunya sayang” kata mama memperingatkan , dan sayapun segera menuju pembaringan , dimana mama sudah menantikanku.
Kulihat Mama masih dengan pakaian seperti waktu kami berjalan-jalan hanya saja satu kancing baju bagian atas yang sudah dilepas dan menampakan sedikit gundukan buah dadanya dengan kulit yang putih mulus, ” Peluk Mama dari belakan aja ya Ar, sambil beristirahat “, “Ia Ma” kataku singkat seperti kucing yang nurut aja setelah dihidangkan seekor ikan goreng yang sangat lezat, sambil berbaring Kupeluk Mama dari belakan dan kusisipkan lengan kiriku dibawah ketiaknya dan mama pun menyambutnya dan merapatkan ke dadanya, terasa hangat gundukan buah dadanya walaupun masih dibatasi  dengan baju mama. Kucium tengkuknya yang halus dan harum, ”Jangan dicium Ar, ntara Mama terangsang” kata mama sambil tangan kirinya mendorong wajahku menjauh tengkuknya
Kesempatan ini tidak kusia-siakan, tangan kiriku yang awalnya dipeluk dan dirapatkan ke dadanya kini tebebas dan  kugerakan untuk meramas Buah Dadanya, Pikiranku makin kacau, nafsuku yang sudah bergejolak rasa tidak bisa dibendung lagi…, mama berbalik terlentang , dan langsung saja kusergap dengan menindih tubuhnya dan kulemot mulut mama ” Ma!!, Ar pingin cium seperti di parkiran tadi Ma”., “Owww…, hanya itu kata mama yang sempat keluar dari mulutnya yang imut .., Kupegang kedua pipinya agar ciumanku tidak terlepas, Mama meronta pasrah dan ahirnya mama pun mengalah dan ikut menyedot lidahku…, lama…lama sekali kami berciuman dn bergumul menikmati indahnya dan nikmatnya bertukar ludah…, saling menggelitik, nafas kami mulai tersengal-sengal…, tangan mama mulai menarik kaosku dan menyusupkan dan mencakar belakangku…dan sayapun mulai melepaskan kancing bajunya dan menyisipkan tanganku dibawah BHnya.., terasa buah dadanya yang sangat kenyal, hangat dan …mama pun makin menggeliat sambil menarik lepas kaousku dan sekaligus membantu usahaku untuk melepaskan bajun dan BHnya, kini kami Anak dan Mama telanjang setengah badan saling bergelut berciuman penuh nafsu birahi….
Entah kapan posisi mama sekarang melintang diatas springbed, kepalanya terjurai bersama rambutnya yang sudah acak2an dipinggir springbed, kutelusuri ciumanku mulai dari dagunya yang lancip, turun kelehernya dengan sedikit isapan dikulitnya “Jangan Ar.., Mama malu diliatin bekas ciumanmu sayang”, saya tidak peduli lagi dengan sedikit gigitan yang meninggalkan bekas memerah dikulit leher mama yang halus dan putih..kulanjutkan kebagian buah dadanya yang makin kenyal…kuplintir putingnya dan kuisap , :”Owwwww Ar, jangan menyiksa mama sayang” .., “Ar juga tidak tahan Ma!!!” , tanganku mulai melucuti celana panjang sekalian CD mama dan kuelus buluh pubisnya , bibir vaginanya yang telah basah lalu menyisir dindingnya ..”Auwwwww…Ar” erang mama kesurupan sambil mengencangkan dinding vaginanya , terasa tanganku berdenyut oleh jepitan yang basah berlendir dan hangat. Mamapun dengan  sangat cekatan meraup pionku dengan tangan kirinya, serta tangan kanannya berusaha melucuti celanaku dengan cepat….. singakat kata aku dan mama sudah telanjang di atas ranjang sambil terus kucium mama, dan setelah beberapa saat aku berciuman dengan mama dan puas menikmati tubuh mama dengan bibirku, tiba-tiba mama bangun, dan langsung menghisap kontolku yang sudah semakin tegak menantang. “Ohhh mam enak sekali...mama pintar banget nyepong,,,ahhhh mah..Arr suka banget”desahku sambil kali ini mengelus dan membelai rambut mama dengan posisi mama masih tetap mengoral. Yang bikinn aku semakin terangsang adalah pandangan mata mama kepadaku ketika mama masih tetap mengoral. Mama mengoral sambil pandangannya tetap ke arah mataku, dan tatapan mama sangat nakal dan binal. Akupun semakin tidak tahan dibuat oleh mama, dan nafsuku saat itu semakin memuncak. Tak lama aku melepaskan oral-an mama dan membalikkan tubuh mama, sehinngga kini posisinya tubuh mama ada di bawah sedang aku ada di atasnya. Aku kemudian melebarkan kedua kaki mama, dan tanpa basa-basi langsung mengarahkan kontolku ke dalam vagina mama.
“Ohhh...Arr...jangan sayang...jangan dimasukkan...ini ta...ahhhhhhh” desah mama elum sempat menyelesaikan omongannya kontolku langsung sudah menghujam dengan keras vagina mama. Sepetinya mama mukai menyadari bahwa apa yang dilaukannya adalah salah, dan kulihat kali ini mama kembali memberontak melakukan perlawanan, namun arena tenagaku lebih besar, tetap saja mama tidak bisa berbuat apa-apa. Dan entah mengapa, semakin mama banyak melakukan perlawanan, aku semakin bernafsu dengan mama, bahkan mama sempat menampar pipiku saat itu, namu aku justru semakin suka. Aku tetap menggenjot vagina mama dengan kontolku yang sudah semakin keras, dan mama juga semakin mendesah sambil kali ini air mata mama mulai membasahi pipinya dan mama saat itu masih tetap melakukan perlawanan untuk melepaskan pelukanku.
“Ahhhh...ahh...ah...ukh...ahh...Arrr...jangan sayang...Ar...ahh...mama mohon...jangan perkosa mama...ini tabu sayang” sahut mama sambil mendesah dan menangis. Namun  aku tidak memperdulikannya, aku masih tetap menggenjot vagina mama dengan irama yang cukup cepat. Sekitar 15 ment aku menggenjot mama dengan posisi yang sama dan saat itu mama sudah tidak lagi melakukan perlawanan kepadaku, sepertinya mama mulai pasrah, saat itu yang kulihat mama hanya mendesah-desah saja, sepertinya mama sudah mulai menikmati permainan yang kuberikan kepadanya.
Setelah beberapa saat aku mulai mengganti gaya, kali ini mama kuposisikan menungging, sedang aku berada tepat di belakang pantatnya, aku akan memulai “doggy style” dan tak berapa lama langsung aku menghujamkan kembali kontolku ke dalam vagina mama.
“Akhhh...ah....ah...emh....ukh...ahhh...Arrr..sudah Ar...ahh...mama...ahhh...ga tahan...akhh...auhh...”desah mama semakin kenikmatan. Aku semakin tersenyum puas melihat mama mulai menikmati genjotan kontolku dari belakang. Aku semakin mempercepat sodokanku ke vagina mama supaya desahan mama semakin liar, kedua tanganku tetap memegang pinggang mama sambil tetap dengan gaya doggy style. Tubuh aku dan mama saat itu sudah mandi dengan keringat, menambah suaana nikmat gairah aku dan mama. Setelah beberapa saat, aku kemudian melepaskan kontolku dari vagina mama, dan kali ini aku merangkul tubuh mama, dan mama memeluk tubuhku, akupun berdiri sambil menggendong mama, dan dengan posisi tersebut aku kembali mengarahkan kotolku ke dalam vagina mama, kali ini aku merasakan dengan gaya seperti ini jepitan di vagina mama lebih terasa di kontolku. Dan aku juga merasakan vagina mama semakin berkedut dengan kencang, bukan hanya kedutan vaginanya saja yang kencang, melainkan suara desahan mama juga semakin menjadi-jadi. Ini benar-benar menjadi sebuah fantasi seks yang luar biasa bagiku. Dengan gaya seperti itu, aku tidak sanggip intuk berlama-lama, karena gaya ini membutuhkan tenaga yang ekstra, karena selain menggenjt vagina mama. Akupun harus menopang tubuh mama, sehingga kali ini akupun kembali memindahkan medan percintaan kami ke ranjang. Kali ni aku posisikan mama ada di atasku, sedang aku di bawah, kembali aku mencari lubang vagina mama untuk kumasukkan, dan setelah kutemukan, bless...kontolku kembali masuk dengan lancar ke dalam vagina mama. Aku memegang kedua pinggang mama, dan dengan psisi mama duduk di atasku, kembali aku menggenjot vaginanya. Mama haya terpejam dan mendesah saja saat itu. Tanganku sudah tidak lagi memegang pinggang mama, melainkan meremas-remas kedua payudara kembarnya. Kedua tangan mama juga mulai memegang tanganku yang sedang meremas-remas kedua payudaranya.
“Ohhhh...Ar....emhhh...ah....Ar...Nikmat...uohhh...aa.rrrr...mama ga tahan ar....ahhh”desah mama.
“Oh mah, mama hebat banget di ranjang...terusa mah...nikmat...”sahutku sambil juga sedikit mendesah. Sekujur tubuh kami berdua benar-benar sudah basah dengan keringat, terutama tubuh mama, bahkan keringat mama ada yang sudah menetes di tubuhku.
Setelah beberapa saat, aku kembali merubah posisi, kali ini aku posisikan mama berada di bawahku, tidur terlentang sementara aku meregangkam kedua kaki mama, dan kembali mengarahkan kontolku ke dalam liang vagina mama, dan tanpa menunggu waktu yang lama aku langsung memasukkan konolu ke dalam vagina mama kembali.
“Ahh...ah...ah...emh...oh...oh my god...oh...yeah...ooohh”desah mama semakin binal, dan aku juga mempercepat genjotanku di dalam vagina mama. Kali ini seluruh tenagaku kukeluarkan untuk menggenjot vagina mama, dan sambil menggenjot kali ini aku menghisap kedua puting susu mama dengan sekuat tenaga dan tentu saja mama semakin berteriak keras.
“Oh yeah...mantap mah...mama benar-benar hebat...Arr sayang sama mama...oh...mama...mama...nikmat banget mah...tahan sebentar lagi ya mama sayang...”sahutku.
“Ah....ahh...Ar...mama...mama udah mulai ga kuat sayang...ar...ahhh...ah...ahhhhh...ar....ahhhhhhhhhhhhhhhh...”desah mamaku berteriak, sepertinya mama sudah mencapai puncak orgasmenya, dan tak lama dari mama orgasme, akupun juga tidak tahan lagi, dan...crottttt...crott....crott, spermaku menyembur dengan deras di dalam vagina mama. Dan kulihat mama kembali mulai menangis. Sepertinya mama mulai menyesal dengan aa yang sudah dilakukannya.
Kemudian karena kami berdua sudah kelelahan, aku dan mama pun langsung tertidur, aku memeluk tubuh mama. Sepertinya aku dan mama sudah main hampir mau 2 jam. Mamau benar-benar hebat, di usianya yang sudah tidak muda lagi masih mamapu bermain seks selama itu.
Keesokan paginya ketika aku terbangun, kulihat mama sudah bangun dan menangis di sisi ranjang. Akupun mencoba untuk menghampiri mama.
“Mah, maafin Ar ya, semalam Ar benar-benar khilaf´sahutku dengan nada penuh penyeasalan.
“Kamu tega sama mama Ar...kamu jahat sama mama...teganya kamu perkosa mama semalam”sahut mama dengan nada yang sedikit penuh kekesalan kepadaku.
“Maafin Ar mah, Ar bener-bener khilaf...Ar tau Ar sudah membuat mama kecewa, mama mau kan maafin Ar, please mah, Ar sayang sama mama”sahutku dengan nada penuh penyesalan. Dan kulihat mamaku hanya menangis saja setelah apa yang sudah terjadi semalam antara aku dan mama.
“Mah...Ar tau...mama pasti benci sekalai sama Arr...Ar Cuma pengen satu kata maaf dari mulut mama...mama masih mau kan maafin Ar? “sahutku.
“Sudah lah Ar...semua sudah terjadi...mama juga salah karena sudah membuat Ar bernafsu sama mama, anggap saja kemarin itu adalah hadiah valentine dari mama buat kamu, dan juga sekalian jadi hadiah valentine dari kamu buat mama, tapi ingat ya Arr, kejadian semalam biarlah haya jadi rahasia kita berdua,  jangan sampai siapapun tahu ya Ar, apalagi papa mu” sahut mamaku.
“Iya mah, Arr janji, kejadian semalam hanya kita berdua saja yang tahu, kemarin malam adalah hadiah spesial valentine terindah yang pernah mama berikan buar Ar...Ar makin sayang sama mama, makasih ya mah” sahutku. Dan mamakupun kemudian menyandarkan kepalanya ke dadaku, akupun dengan penuh kasih sayang merangkul mama dan membelai rambut mama dengan tanganku. Kemudian kamipun segera beres-beres dan kemudian aku mengantar mama ke airport untuk pulang. Sepanjang perjalanan mama hanya diam dan tak megeluarkan sepatah katapun. Sepertinya mama masih teringat dengan kejadian semalam. Setibanya di airport akhirnya kamipun berpisah, dan sebelum berpisah aku memberanikan diri untuk mencium bibir mama, sebenernya aku sedikit takut kalau-kalau mama marah kembali, namun kulihat mama hanya diam saja, dan akhirnya pergi meninggalkanku menuju ke pesawat. Kenangan indah bersama mama tentunya pasti tidak akan kulupakan. Semenjak saat itu, hubunganku dengan mama semakin dekat saja. Aku sering sms-an dengan mama selma aku ada di Yogya, dan mama juga selalu membalas smsku dengan kata-kata yang mesra.
TAMAT





Selasa, 08 Mei 2012

Mama oh Mama



Namaku Rendra,7 tahun lalu,ibu dan ayah ku bercerai.Aku sangat terpukul dengan kejadian itu.Sekarang aku berusia 15 tahun,masa-masa pubertas.Terkadang saya memikirkan nikmatnya ,mencium bibir wanita,memilir puting susu wanita,dan melakukan hubungan suami istri yg begitu nikmatnya.

Imajinasi saya membawaku untuk onani,mungkin 1 minggu 2x saya melakukan onani,kadang dikamar,kadang di kamar mandi,saya melakukan onani dimanapun itu,asal aman.Suatu hari,saya hendak pergi berlibur bersama ibuku ke Lembang,Bandung.

Sampai di Bandung,saya lelah...segeralah saya menuju kamar hotel yg sudah Ibu saya pesan sebelumnya...saya berbaring di tempat tidur,baru Ibu saya masuk..lalu mengganti pakaian yg tadinya tertutup,sekarang melepas BH , dan hanya mengenakan baju yang tipis.

Semenjak kejadian itu,saya membayangkan indahnya bercinta dengan Ibu Kandung Sendiri,ibuku berbadan kecil..tapi memiliki buah dada yg besar dan pantat yg semok.

Tibalah pukul 10 malam,cuaca sangat dingin malam itu,saya berbincang dengan ibu saya.."ma,apa tidak dingin malem2 begini pake baju setipis itu ? cuaca nya dingin banget." sahutku, "tidak ndra,tidak dingin ko" kami berbincang sampai pukul 12 malam lebih..bosan berbincang dan ibuku tidur,aku menyalakan televisi dan mencari film yang seru,terhenti di film dewasa,saya melihat film itu,tanpa disangka ibu saya bangun dan bertanya "kenapa nonton film seperti ini ? kamu belum cukup umur ndra" kata ibuku "ta..tapi ma,aku pengen melakukan itu(ciuman)" jawabku "apa kamu benar ingin ciuman ? apa kamu pernah ciuman ?" "iya ma,aku pengen..belum ko,aku belum pernah ciuman." ibuku menasihati ku,dan kembali berbaring..aku pun berbaring sambil memeluk ibuku.

Esok harinya,ibuku pergi ke acara keluarga..jauh dari hotel itu,saya tidak ikut dan hanya diam dikamar hotel.
Tidak ada yg saya lakukan kecuali menonton televisi,dan mencari acara dewasa lagi.Nafsu saya sangat tinggi hari itu,karena tidak kuat menahan nafsu..saya melakukan kebiasaan sebelumnya..ya Onani,lelah onani,saya tertidur,saya tertidur tanpa mengenakan celana.

Ibu saya pun pulang ke hotel,saya kaget..begitu ibu saya membuka pintu saya langsung mengenakan celana saya..tapi sayang,ibu saya melihat saya tidak memakai celana itu, ia bertanya "rendra,apa yg kamu lakukan tadi ?" "hmmm,aku...aku tadi onani ma" "kenapa kamu sampai onani rendra ? apa karena film semalam ?" "iya ma,rendra pingin banget kaya adegan di film kemarin" ibuku menghampiriku dan memeluku "hanya berciuman? lakukan dengan mama saja rendra,mama tidak mau kamu onani lagi." aku tersipu malu,aku pun memeluk ibuku.."boleh rendra cium mama sekarang ma ?" tanpa menjawab,ibuku hanya menganggukkan kepalanya.

Aku langsung memeluk ibuku dengan sangat erat,langsung ku sambar bibirnya...kubasahi permukaan bibirnya dengan lidahku..aku pun mengeluarkan lidah ku,dan beradu lidah dengan ibuku,hampir 20 menit saya berciuman dengan ibu saya,ibu saya melepaskan pelukannya...aku fikir ini akan berakhir,tetapi tidak ibu saya membuka BH nya,dan mengenakan baju tipis,saya bisa melihat dua gunung yg indah itu..puting nya sudah agak mengeras,kembali saya memeluk ibu saya,dan melanjutkan ciuman itu.

Aku bertindak lebih jauh,aku menggerayami puting gunung ibu ku yg sudah keras,aku buka celana ku karena penis ku sudah mulai keras..kubuka baju tipis nya itu,sampai ibuku hanya di tutupi celana dalam nya saja..kami berbaring,tadinya saya mencium bibirnya,sekarang saya berpindah ke putingnya...ia menggeram "emmhhh" ku gigit kecil putingnya,menjilati puting dan tangan sy yang satu meremas dada sebelah kiri.

Ibuku hanya mengerang keenakan,aku menatap matanya,aku berbicara padanya "maaf ya ma,bukan maksud rendra kurang ajar." "tidak apa-apa rendra,mama mengerti ko..ini memang yg dibutuhkan anak yg sedang mengalami pubertas" "makasi ya ma" "iya rendra,makasih juga"...aku berbaring disamping nya,nafsuku yg belum selesai,aku kembali mengocok penisku,langsung ibuku memegang tanganku "kenapa kamu rendra? sudah mama bilang,jangan onani lagi!" "tapi ma,nafsu rendra belum abis,rendra pengen nafsu ini selesai." "kalo kamu ngerasa belum puas,kita lanjut hal ini..tp kamu harus janji" "janji apa ma ? "1.jangan pernah onani lagi,2.jangan pernah bilang kesiapa2 kalo kita pernah lakukan ini" "iya ma rendra janji."

Ucapan ibuku itu membuat semangat ku kembali bangkit,aku memeluknya kembali menciumi nya sambil tanganku yg 1 memilir puting susunya. Aku juga sadar,ibuku ingin melakukan ini,sudah 7 tahun vagina ibuku tidak ada yg memasukinya.

Nafsu ini semakin membara,aku melepaskan celana dalamnya,dan aku melihat daging yang sangat indah..tak pernah menyangka aku bisa melihat lubang yg sangat indah,lubang yg selama ini aku inginkan.Tanpa pikir panjang aku mulai memasukan kepala penis ku kedalam vagina ibuku..lubang yg sempit,karena sudah lama juga tidak ada pisang yg masuk kelubang itu.

Ku maju mundurkan pinggulku,ibuku mengerang nikmat..semakin kupercepat dorongannya,dan ibuku mendapat orgasme pertamanya..istirahat sejenak,kembali kusodok vagina ibuku semakin cepat...hampir aku keluar,ku berhentikan dorongan itu,agar sperma ku kembali masuk,dan tidak K.O dalam ronde pertama.

Setelah beberapa detik,aku lepaskan penis ku dari vagina ibuku,dan meminta mengganti gaya..women on top! gaya ini yg paling aku sukai.Ibuku menduduki pahaku,dan akupun segera mencari lubang kenikmatan itu,sekarang giliran ibuku yg bertugas,semakin cepat ibuku yg mendorong,dia orgasme yg kedua kalinya.

Oral juga ingin aku lakukan,aku menghadap ke vagina ibuku,dan mulai menjilatinya.ibuku juga mulai mengambil batang penis ku dan memasukan kedalam mulutnya.kembali aku ingin keluar,aku meminta ibuku berhenti..dan kembali berganti gaya..sekarang Doggi Style,ibuku nungging dan aku memasukan penisku dari belakang..8 menit aku memaju mundurkan pinggulku,kali ini tidak tertahan..aku memuntahkan sperma ku di dalam rahim ibuku.

Kami berdua terbaring lemah sambil berhadapan,"rendra sayang sama mama" sahutku "mama juga sayang kamu rendra"

Setelah kejadian itu,kami sering melakukannya di rumah,dimanapun ada kesempatan..aku selalu mengajak ibuku untuk melakukannya kembali.

Sabtu, 28 April 2012

Menghamili mama

Pertama - tama perkenalkan namaku Nando saat ini aku berumur 17 tahun tinggiku sekitar 170 cm beratku 58 kg aku sangat suka sekali berolahraga sehingga disekolah aku cukup menonjol dalam bidang tersebut. Ayahku seorang PNS namun beliau seringkali ikut berbisnis dengan rekannya.Adikku perempuan dan dia masih SMP kelas 3 dia berbeda 3 tahun dengan ku, Stefi namanya.Sedangkan ibuku namanya Fina dia hanya ibu rumah tangga namun beliau sering kali aktif di lingkungan karena dia lulusan perguruan tinggi yang cukup terkenal.Kami tinggal di provinsi Jawa Barat di kota X.Tubuh ibuku putih ke merah-merahan tingginya sekita 165 cm,beratnya sekitar 63 kg rambutnya lurus,karena ibu memang rajin merawat tubuhnya.

Peristiwa ini terjadi ketika aku masih SMA kelas 1 ketika itu umurku 15 tahun dan ibuku 36 ayahku pergi bersama adikku ke neneknya di Jawa Timur ketika liburan sekolah.Mereka pergi dengan waktu yang cukup lama.Sedangkan aku tidak bisa pergi kemana mana karena ada kegiatan ekskul ku yaitu sepakbola yang akan bersiap menghadapi pertandingan antar sekolah.Pada sore hari itu aku usai berlatih sepakbola, aku pulang kerumah aku lihat hanya ada bibi,"kemana ibu" pikirku,"ah paling lagi tiduran" balasku pada pemikiranku itu,lalu aku simpan tasku dan aku pergi bergegas untuk mandi.Ku lepaskan semua bajuku yang penuh tanah karena bermain bola dan ku tutupi celana dalamku dengan handuk.

Ketika aku berjalan menuju kamar mandi,aku melihat kamar tidur ibuku terbuka,karena penasaran aku buka sedikit pintu dan ku lihat ibuku sedang terlentang tidur dengan televisi yang menyala "pasti ibu nonton ketiduran"dalam hatiku,namun ada satu hal yang menarik bagi pikiranku.Dia menggunakan daster putih,roknya tersingkap sehingga aku bisa melihat celana dalamnya.Saat itu aku sangat tegang dan penasaran,lekukan tubuh ibuku begitu indah.Sempat terpikir bagiku untuk melihat lebih dalam lagi "gila apa yang aku pikirkan!! bagaimana kalau ibu terbangun pasti aku akan diusir" karena takut aku pun pergi bergegas untuk mandi saja.

Rupanya hal tersebut masih teringat dipikiranku aku tidak bisa tidur beberapa kali,kubayangkan aku bercinta dengan ibuku,menciumi satu sama lain dan juga posisi tidur ibuku tidur sore tadi yang membuat ku berfantasi lebih jauh.Akhirnya aku punya pemikiran bagaimana bila aku dapat menyetubuhi ibuku.Berbagai ide telah ku coba,dari pura - pura memijit hingga memberi ibu obat tidur,tapi semua itu akan sia - sia jika bukan ibuku yang memulainya terlebih dahulu.Sampai akhirnya datanglah padaku satu ide,aku ingat pada temanku yang bercerita tentang obat yang dapat membuat wanita terangsang.Lalu ku buka internet dan kucari tahu,ternyata benar saja obat tersebut memang ada,dan menggunakan tabunganku yang ada kubeli beberapa obat itu dari internet dan akan ku campur dengan obat tidur.

Keesokan harinya bibi mengatakan ada kiriman barang untukku dikamar.Aku tahu obat ini sudah berada ditanganku,satu hal yang aku selalu ingat ialah ibuku selalu meminum teh,dan tidak ada orang lain di rumah ini yang suka meminum teh selain ibuku.Kutunggu hingga saat yang tepat tiba,akhirnya ibu pulang dari arisan dan aku pura - pura menonton televisi saja.Dan setelah ibu mengganti bajunya ibu pun meminum teh hangat yang telah ku campurkan dengan obat perangsang dan obat tidur tersebut."lagi apa kamu nan?"tanya ibuku "ah lagi nonton bu.."balasku "loh kamu ngga maen bola sama temanmu?"tanya ibuku lagi "sudah bu.... sekarang lagi istrahat dulu.."balasku.. ibuku pun pergi ke kamarnya.Aku hanya tinggal menunggu obat tersebut berkerja.Dan lu lancarkan aksiku...

Ternyata benar ibuku tertidur dikamarnya,lalu aku menerobos masuk,ku panggil namanya dia tidak bangun,ku goyangkan dia tidak bangun juga,hingga akhirnya ku coba untuk sedikit menamparnya ternyata tidak bangun juga.akhirnya aku berkesimpulan jika obat telah berkerja.saat itu mulailah ku buka singkapkan daster bagian dadanya sehingga aku bisa melihat buah dada ibu yang begitu besar,ku hisap buah dada ibuku seperti aku menyusu waktu kecil dulu.kemudian tanganku yang kanan masuk menerobos ke daster bagian bawahnya dan ku temukan vagina ibuku ku masukan kedua jariku dan mulai memainkan di vaginanya.Setelah beberapa lama aku menikmati aku beranikan diriku untuk membuka semua pakaianku dan ku lucuti juga semua pakaian ibuku.Ku rentangan tangan ibuku dan kulihat bulu ketiaknya aku pun menciumi aroma bulu ketiak ibu yang memang terdapat aroma khas.Kujilati semua bagian muka ibuku hingga kelehernya turun kebawah ke perutnya dan kubalikkan tubuhnya dan kujilati seluruh punggungnya hingga basah sekujur tubuh ibu.

Karena kemaluanku sudah mengeras aku masukan kemaluanku pada vagina ibuku,ada perasaan yang aneh ketika ujung kemaluanku menyentuh vagina ibuku seperti ke-"setrum" kemaluanku.ku masukan sedikit demi sedikit dan akhirnya aku mencapai ujungnya ternyata terdapat kenikmatan yang tidak terbayangkan,kemaluanku bagaikan dipijit dan dihisap,disini begitu hangat,inikah tempat jalan keluarnya ketika aku dilahirkan dahulu.Lalu ku goyangkan perlahan - lahan sehingga dapat merasakan kenikmatan setiap gerakannya.lalu gerakanku semakin cepat dan cepat,hingga ku raih pinggang ibuku dan ku naikan lalu kupeluk sehingga aku dan ibuku seperti sedang duduk."ahh.. ah..." ku dengar ibuku mengucapkan itu dikala tidurnya ternyata sekujur tubuh ibuku bergetar,ibu orgasme.lalu kulanjutkan gerakanku naik dan turun semakin cepat,ku lumat mulutnya dan kuhisap air liurnya,kupeluk erat tubuhnya hingga buah dadanya tertekan pada dadaku.

Lama kelamaan vagina ibu semakin menyempit dan menyedot kemaluanku seolah meminta untuk dikeluarkan milikku semua.tangan kiriku meraih lubang anus ibuku kumasukan jariku dan kumainkan didalamnya.ternyata hasilnya vagina ibu semakin menggelitik kemaluanku "aahh...aahhh... mmm.....mmm...."desahan ibu dikala tidurnya yang sedang aku setubuhi membuatku ingin keluar segera.aku tahu ini ibuku dan aku lahir karenanya tapi ini terlalu enak bagi ku.. kuambil resiko dan kubenamkan kemaluanku sedalam dalamnya hingga dasarnya dan kukeluarkan semua spermaku didalam rahim ibuku."aaaahhhhhhhhhhhhhhhh...."begitu teriakku..akhirnya aku telah mengambil keputusanku dan tidak bisa kembali lagi.Penisku masih terbenam didalamnya,kutunggu beberapa saat dan ku mulai lagi hingga beberapa kali di malam itu mungkin lebih dari lima kali aku orgasme.Setelah selesai ke rapihkan semua carian yang melakat pada tubuh ibuku dan seprai,walaupun masih ada beberapa cairan disitu aku tidak begitu peduli jika ibuku mengetahuinya maka akan ku katakan dengan terus terang saja.

selama 3 hari kedepan ibuku ku telah menjadi mainan bagi nafsu birahiku..hingga suatu hari aku begitu ceroboh langsung melancarkan aksiku.. ketika itu karena sudah yakin aku langsung menindih tubuh ibuku dan memasukan kemaluanku ke dalam vagina ibuku selang beberapa saat ibuku terbangun "Nando! Astaga...apa yang kamu lakukan!?"ibuku terkejut dan marah padaku,sedangkan aku panik dan heran apa obat itu tidak berkerja,pikirku sudah jelas pasti ibu tidak meminumnya atau tidak sampai habis,ah sial betapa ceroboh dan bodohnya diriku.."aa.. nan.. nandoo... lagii..",ibu mendorong tubuhku dan menamparku dengan keras namun saat itulah insting dominan laki-laki ku bangkit.lalu ku tahan ibuku kedua lengan ibuku dan ku katakan "ibu ngga mau kan nando ceritakan ke ayah" ibuku pun terdiam dan menangis.. lalu ku usap air matanya dan ku cium bibirnya,ibu tidak menyahut ciumanku namun aku berusaha lalu kucium dan kuhisap.akhirnya aku masukan lagi kemaluanku ke dalam vagina ibu.tiba - tiba saja ibu berkata "nando sejak kapan kamu melakukan ini sama ibu?"
"sejak tiga hari yang lalu bu"
"apa saja yang kamu lakukan"
"ya aku melakukan ini bu.."
"apa kamu keluarin diluar"tanya ibu dengan penasaran
"ngga bu aku keluarin di dalam"
ibu hanya diam
lalu aku jelaskan bahwa aku melakukan ini karena aku sayang dan cinta pada ibuku sendiri,aku pun terangsang melihat ibuku yang begitu cantik ketika sedang tidur terbuka belahan dasternya..tidak ada maksud jahat pada ibuku sendiri.ibuku hanya diam seolah tidak ada semangat,mungkin ibu begitu syok melihat kelakuan anaknya sendiri yang seperti ini namun ku lanjutkan saja aksiku ini seperti biasa.kutinggalkan ibuku didalam kamarnya,kulihat menetes air matanya namun aku mencium keningnya kembali.

Esok harinya ibuku tengah memasak di dapur,dia sangat diam hari ini.kutanya "bu,bibi kemana?"
"lagi ke pasar"jawab ibuku dengan dingin
kembali nafsuku berbicara pada otakku melihat tonjolan pantat ibu ku yang begitu gempal,lalu ku datangi ibuku diam-diam dan dari belakang ku masukan lengan ku ke dalam celemek ibu dan ku remas buah dada ibuku "ahh.."
"nando kamu mau apa lagi"
tanpa dibalas olehku langsung ku sedot saja bibir dan lidah ibuku..awalnya menolak tapi tenaga ku lebih kuat,terang saja aku seorang atlit sepakbola di sekolahku.perlawanan ibuku melunak mengetahui aku lebih kuat.ku perosotkan saja daster bawahnya dan perosotkan pula celana boxer ku,tapi aku tidak langsung memasukan ke vagina ibuku.
"haahhh nando kamu mau apa?"tanya ibuku dengan kaget,"tenang bu aku tahu,ibu diam saja"balasku lalu aku taruh kelaminku dibawah vagina ibuku sehingga labia vagina ibuku menggesek kelaminku yang telah menegang dan keras."ahhh..."desah ibuku"kenapa bu?geli ?"tanya ku namun ibu tidak menjawab.Jujur saja aku sudah cukup hangat tanpa harus masuk ke dalam vagina ibuku karena paha ibuku yang putih kemerahan sudah menjepit kemaluanku dengan keras di selangkangnya,lalu kuciumi lagi bibir ibuku,kuberikan ludahku sebanyaknya sembari aku menggesekan kelaminku di labia vaginanya,lalu ibu menelanludahku dan memberikan ludahnya padaku sebanyaknya,ku telan ludah ibuku yang enak itu.ludah yang berceceran ku tampung ditangan ku dan ku olehkan pada kelamin dan paha ibuku sehingga gerakanku bisa lebih licin dan lebih kuat."aaahhhhh..."teriak ibu.. ibuku orgasme,sedangkan aku tidak.. kumainkan putingnya yang telah membesar,ku lepaskan ciumanku dan ku ceritakan hal yang tabu agar menambah gairah ibuku.
"bu puting ibu membesar ya.."
"....."ibu hanya diam menahan rasa gairah dan juga rasa geli dari yang ku mainkan
"nando jadi ingat waktu kecil suka sekali menyusu ke ibu,susu ASI ibu sangat enak buat nando"saat yg bersamaan ku hirup wangi dari shampo yang dipakainya
"...hhm..mm...."
"nando mau menyusu lagi sama ibu..."
"..apa yang kamu katakan nando..aaaaaahhhh..."ketika ibu bicara ku tekan buah dadanya dengan keras.
kulanjutkan perkataan tabu itu pada ibuku namun ibuku hanya diam saja,lima menit kemudian kaki ibuku mengejang dengan kuat,tubuhnya bergetar"aaaaahhhhhh...."teriak ibu dengan suara mendesah paraunya.ibu akan orgasme lagi.. ku lihat vagina sudah banjir ternyata.. dan setelah itu ku hentikan semua aksiku,aku melangkah mundur beberapa detik.
"hah hah hah.."muka ibuku memerah seolah menginginkan sesuatu dia menatapku..
"kenapa bu?"
"...nando.. kamu.."
"kenapa bu.."
"..."ibu hanya diam
"kalau ibu mau ibu harus mengatakannya! atau nando ngga akan melakukannya" ancamku,atau ku biarkan ibuku termakan oleh gairahnya dan tidak terlampiaskan
"ibu mau tidak!!"tanyaku lebih kerass
"..ma..maauu.." kata ibuku dengan malu - malu,akhirnya ibu kandungku yang melahirkanku telah jatuh pada diriku,anaknya sendiri
"dengan sigap ku dekati lagi tubuh ibuku dan kumasukan kembali kemaluanku kali ini ke vaginanya dari belakang."aaaahhhhh....."teriak ibuku,baru saja ku masukan ibu sudah orgasme ke dua kalinya.hangat rasanya.
tanpa memperdulikan ibu yang masih kelelahan aku ku mundurkan perlahan kemaluanku dan ku masukan dengan cepat sedalam - dalamnya hingga mentok."ahhhh...hhmmppff.." teriak ibu yang langsung ku hisap kembali mulutnya..ku goyangkan dengan keras kali ini.."ahhh.. ahhh... ahhh... nandoo... ahhh..." vagina ibu serasa memijat kemaluanku lagi kali ini vagina ibu terasa lebih hangat dari biasanya.lalu dari belakang ku angkat kaki kanannya menggunakan tangan kananku dan ku balikan badannya sehingga kami berhadapan.lalu ku angkat dengan sekuat tenaga tubuh ibu ku yang begitu gempal,sehingga berat ibu benar - benar bertumpu pada diriku,namun kurasakan sensasi yang tiada tara,ku hisap buah dadanya dengan keras,lalu ku tidurkan ibuku di meja makan,dan ku lanjutkan gerakanku,"aaahhh ahhhh..."kali ini vagina ibu semakin menyempit mungkin ibu sudah mau orgasme namun aku pun mau keluar juga."buuu...ahh.. nando mau keluar buu..."
"jangan didalam nando..."
"tapi ini enak sekali buu... nando ingin sekali memberikan sperma nando ke rahim ibu.."
"jangan nando kamu sudah gila.."karena kesal,ku hentakan dengan keras
"aaaahhhhhh....."teriak ibuku
"pokoknya nando mau didalam"
"nando, saat ini ibu sedang dalam masa subur kamu mau ibu hamil anak kamu"
"tidak apa apa bu nando mau punya anak dari ibu,nando mau ibu hamil anak nando"lalu ku cium perut ibuku dimana letak rahim
"ibulah yang membuat nando dan mengandung nando dahulu,ibu juga yang harus hamil dari anak yang ibu buat"
"ahhhh..ahhh... jangan nando..jangann...."
"pokoknya nanti nando akan bertanggung jawab sama ibu.."
"ibu tidak mau.."ibuku berontak untuk lepas dari peganganku
"FINA!! diam kamu!!"kusebut namanya
"nando jangan gila kamuu...aaahhh....."
lalu ku tekan keras keras kedalam rahim ibuku hingga mentok,kukeluarkan semua spermaku di dalam rahim tempat ibu membuatku dulu,tubuh ibu dan aku mengejang bersamaan"aaaahhhhhh..."teriak ibuku.. kemaluanku tetap kubenamkan didalam vagina ibu.ku cium kembali mulutnya.
ng menikmari suasana liburan di puncak bersama teman-teman

Jumat, 30 Maret 2012

Mamaku Korban Dukun

Akibat Ke Dukun

PROLOGUE

Aku dilahirkan dalam keluarga pengusaha. Papa dan Mamaku adalah pengusaha. Mereka membangun bisnis bersama dari nol. Usaha keluarga kami cukup menghasilkan. Kami mampu membeli rumah di daerah Kelapa Gading dan beberapa rumah peristirahatan di luar kota Jakarta. Keluarga kami terdiri dari Papaku, Hermawan berusia empat puluh tahun, Mamaku, Lenny berusia tiga puluh enam tahun dan aku, sekarang usiaku delapan belas tahun. Namaku Kenny, tapi sering dipanggil Koko.
Kami keturunan Tionghoa. Papaku tampak seperti pengusaha biasa, dengan rambut mulai membotak dan perut buncit. Mama, di lain pihak, adalah perempuan yang senang merawat diri. Tubuh Mama tidak pernah gendut. Ia tampak langsing dan memiliki postur yang tegap bagai peragawati. Walaupun dadanya tidak terlalu membusung, namun tetap saja terlihat indah dan mancung di balik pakaiannya. Kulit Mama yang putih dengan rambut panjang sebahu dan wajah yang runcing dan cantik, seringkali membuat teman-temanku membicarakan Mamaku sebagai obyek seks. Hal yang sering membuatku bertengkar dengan teman-temanku.
Tetapi jujur saja, aku mengagumi kecantikan Mamaku. Pernah juga aku masturbasi membayangkan tubuh Mamaku namun setelah itu aku merasa bersalah. Alasan aku pernah membayangkan tubuh Mama adalah kami punya kolam renang dan biasa berenang. Biasanya Mama memakai baju renang one piece. Dan karena biasa aku jadi tidak terlalu memikirkannya, namun suatu kali Mama memakai bikini kuning dan aku dapat melihat tubuh Mama yang hampir telanjang. Payudara Mama memang tidak besar, namun gundukkan teteknya cukup jelas terlihat dan bentuknya tegak bukan kendor, dengan puting menyembul di kain penutup dadanya. Perut Mama begitu rata dengan pinggang ramping, namun pantat sedikit besar. Tinggi badannya 160 cm, lebih pendek dariku yang bertinggi 170 cm. Kulitnya begitu putih bagai pualam. Tiba-tiba saja aku ngaceng dan akhirnya aku ke kamar mandi untuk masturbasi.

BAB SATU
KE DUKUN KARENA PUTUS ASA

Kisahku dimulai tahun lalu. Saat itu aku berusia tujuh belas tahun. Aku saat itu kelas 3 SMA. Berhubung aku sudah dewasa dan memiliki KTP, aku dihadiahkan mobil sedan yang sering kupakai untuk sekolah maupun jalan-jalan.
Pada saat itu, usaha Papa dan Mama mengalami kemunduran, kemunduran ini mulai semenjak tiga tahun belakangan. Kami tertipu ratusan juta rupiah. Selain itu, banyak juga rekan bisnis yang memilih untuk berbisnis dengan saingan kami. Juga ada investasi yang tidak menguntungkan, maka makin lama, keuangan kami mulai menipis. Bahkan dua rumah peristirahatan kamipun dijual untuk menutupi hutang-hutang.
Segala hal telah dicoba, mulai dengan menawarkan discount ke rekan bisnis ataupun customer, berhutang ke bank untuk ditanam sebagai modal (yang membuat hutang semakin banyak) dan bahkan pergi ke orang pintar untuk meminta bantuan. Namun semuanya tidak berhasil mengangkat perekonomian keluarga kami.
Suatu hari, teman dekat Mamaku datang berkunjung. Mereka asyik berbincang ngalor ngidul. Akhirnya sampai pada topic keuangan. Teman Mamaku itu juga memiliki bisnis keluarga yang dibangun bersama suaminya. Mama bertanya kepada temannya mengenai kiat mereka sehingga dalam jaman susah begini usahanya makin maju.
Sungguh terperanjat Mama ketika tahu, bahwa temannya itu pergi ke dukun di luar kota. Mulanya Mama tidak percaya, namun temannya tetap bersikukuh bahwa semua karena dukun itu. Akhirnya setelah bicara panjang lebar, Mama menjadi yakin dan ingin mencoba dukun itu. Anehnya, teman Mama berkata,
“Tetapi, Ci. Ada syaratnya.”
“Syarat? Apa syaratnya?”
“Cici harus berangkat berdua ke dukun itu. Harus membawa teman lelaki, tetapi tidak boleh membawa suami.”
“Loh, kenapa?”
“Itu memang syaratnya. Pokoknya cici percaya saja. Saya sudah membuktikan sendiri. Dan segala perkataan dukun itu telah terbukti.”
“Terus harus sama siapa?”
“Pokoknya harus lelaki dewasa yang bukan suami sendiri. Cici kan punya sopir? Saya sarankan bawa sopir aja. Kan sekalian ada yang ngatar juga. Nah, begitu sampai, Cici dan supir Cici harus menghadap dukun itu.”
Tak lama kemudian teman Mama pulang setelah memberitahukan alamat dukun itu dengan peta buram untuk mencapai ke sana. Malamnya, Mama dan Papa berembuk. Papa yang juga sudah tak berdaya menghadapi keadaan akhirnya setuju.
“Tapi, Ma,” kata Papa,” Papa ga mau Mama dianter sopir ke tempat dukun itu di luar kota. Papa ga merasa nyaman.”
“Loh, Pak Mo itu kan sudah lama jadi supir kita? Hampir sepuluh tahun.”
“Papa tetap ga setuju.”
“Tapi syaratnya kan harus ada lelaki yang ngantar Mama.”
“Begini saja, deh. Si Koko itu kan sudah besar, lagian dia juga sudah bisa bawa mobil. Mending kalian berdua saja yang pergi. Papa merasa kalau Koko yang nganter, maka lebih aman dan nyaman. Baik bagi Mama maupun bagi Papa.”
Akhirnya mereka menyetujui hal ini. Aku jadi sopirnya Mama. Pada mulanya aku menolak, berhubung akhir minggu aku ada kencan dengan pacarku. Tapi Papa malah marah dan mengatakan aku anak durhaka yang tak mau menolong keluarga. Akhirnya aku terpaksa menurut juga dengan hati penuh rasa sebal dan marah.
Malam Sabtu kami berangkat sore. Perjalanan ke tempat dukun itu memakan waktu sekitar lima jam. Sekitar pukul sepuluh kami sampai di tempat itu. Tampak banyak pengunjung. Ada sekitar dua puluhan pasangan menunggu. Setelah kamipun ada sekitar lima atau enam pasangan yang datang.
Dari kesemua pasien dukun itu, tampak sepertinya adalah majikan dan sopir. Namun ada juga yang bagaikan suami isteri yang sepantaran. Mungkin juga supir tapi ganteng, entahlah. Mama dan aku berpandangan. Jangan-jangan harus dengan sopir. Wah bisa berabe nih. Namun karena nasi sudah menjadi bubur, maka kami tetap menunggu giliran kami dipanggil dukun itu.
Akhirnya kami dipanggil masuk kamar dukun itu. Dukun itu tampak sedikit terkejut. Kami bersila di depannya dengan tempat kemenyan yang berasap di antara kami dan dukun itu. Setelah jeda yang agak lama ia berkata,
“Maaf, Mama. Mama membawa siapa?”
“Ini anak saya, Ki.”
Dukun itu mengangguk-angguk dan terdiam berfikir selama beberapa saat. Akhirnya ia berkata,
“Biasanya yang datang adalah pasien dengan sopirnya atau temannya. Tapi Mama bawa anak sendiri. Bagus, bagus.”
“Apanya yang bagus, dok?” tanyaku penasaran. Tapi dukun itu tidak menjawab malah menerawang jauh seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Akhirnya ia berkata lagi,
“Ada keinginan apa, sehingga Mama datang ke sini?”
Mamaku menjawab,
“Begini, Ki. Kami sekeluarga memiliki usaha yang besar. Tetapi akhir-akhir ini terus merugi. Kami sudah melakukan segalanya untuk memperbaiki usaha kami, tapi selalu gagal. Nah, menurut teman saya, Aki ini katanya pintar sekali dan manjur. Maka kami ke sini minta bantuan Aki agar usaha kami sukses.”
Dukun itu manggut-manggut. Setelah terdiam (lagi) beberapa saat ia berkata,
“Bisa. Bisa. Tapi, syarat untuk mencapai keinginan ini berat sekali. Kalian harus bersumpah kepada Aki untuk melakukan syaratnya. Bila syarat ini tidak dilakukan, maka hasilnya adalah harta kalian akan habis sekejap dan kalian akan jadi miskin.”
“Syarat apa itu, Ki? Kalau tidak berat maka kami pasti akan melakukannya,” kata Mamaku.
“Syarat ini jelas berat. Namun, Aki tidak boleh membicarakan syarat sebelum kalian bersumpah dahulu. Ini adalah keharusan dari ilmu yang Aki miliki.”
“Maksudnya, kami harus bersumpah tanpa tahu syaratnya apa?” Tanya Mama.
“Betul.”
“Gimana, ya Ki? Kami harus tahu dulu agar kami bisa menentukan bisa atau tidaknya. Contoh, bila syaratnya membunuh orang, tentu kami tidak akan melakukannya.”
“tidak perlu membunuh. Syarat ini tidak akan menyakiti orang lain malahan akan memberikan kebaikan pada diri sendiri.”
“Aki tidak akan bilang syaratnya sebelum kami bersumpah?”
Dukun itu mengangguk-angguk lagi.
Mama menatapku dan bertanya,
“Gimana?”
“Koko sih setuju aja bila tidak harus menyakiti orang lain. Kan semua demi keluarga.”
Akhirnya kami setuju. Dan ritual sumpah itu dilakukan. Kami bersumpah sendiri-sendiri dengan sang dukun memegang jidat kami dan mengasapi dengan kemenyan. Anehnya, aku hanya bersumpah akan melakukan satu syarat, sementara Mama harus bersumpah melakukan dua syarat. Barulah kemudian ia kembali duduk di tempat semula dan berkata,
“Perlu diingat bahwa kalian sudah bersumpah. Dan dalam sumpah itu, kalian juga menerima bahwa apabila menolak melakukan syarat-syarat, maka harta kalian akan hilang dari muka bumi.”
Kami berdua mengangguk.
“Sebenarnya syaratnya adalah kalian harus melakukan ritual dalam sebulan tiga kali, untuk membuat jin-jin membantu kalian mengumpulkan uang. Bila ritual ini tidak dijalankan, maka jin-jin itu akan menghabiskan uang kalian, alias akan merugikan kalian sendiri. Ritual itu harus dilakukan kalian berdua sebagai pasangan yang datang kemari minta bantuan.”
Sang dukun berdehem dan kemudian melanjutkan pembicaraan,
“Ritual ini adalah ritual seks.”
“Apaaaa?”
Kami berdua kaget setengah mati. Ritual seks? Mama dan anak?”
“Tapi, Ki. Kami Mama dan anak!” kata Mamaku.
“Justru disitulah kuncinya. Selama ini, Aki menganjurkan ritual dengan lelaki yang bukan suami. Demikian tuntutan ilmu itu. Berselingkuh dengan lelaki lain membuat jin-jin itu akan datang menonton dan bekerja kepada pasangan tidak sah itu. Sedangkan bila Mama dengan anak melakukan ritual, dapat dipastikan jin-jin yang datang akan lebih banyak. Karena selain berselingkuh itu adalah sesuatu yang disukai jin-jin itu, maka berselingkuh dengan anak sendiri adalah hal yang paling disukai mereka. Dipastikan akan lebih banyak Jin yang datang.”
“Tapi…… tapi………..”
Sang Dukun memotong,
“Yang perlu diingat sumpah si lelaki hanya satu syarat, tetapi sumpah si perempuan ada 2 syarat. Yang satu adalah melakukan ritual dengan pasangan yang di bawa ke sini, yang satu adalah untuk menghentikan hubungan seksual dengan suami sendiri. Ini adalah kesenangan Jin yang lain, melihat bahwa si suami tidak mendapatkan tubuh isterinya, sementara isterinya memberikan diri kepada orang lain.”
Mama tambah membelalakan matanya. Seks dengan anak sudah parah, kini tidak boleh berhubungan seks dengan suaminya. Rupanya dukun ini adalah dukun ilmu hitam. Ada rasa penyesalan yang terlihat di wajah Mama. Aku pun kaget jadinya.
Dukun ini berwajah angker dan berwibawa. Mama tidak berani menolak melainkan hanya mengangguk saja untuk memperlihatkan persetujuan. Akhirnya Mama membayar mahar sekitar sepuluh juta rupiah lalu kami pergi dari situ.
Sepanjang jalan Mama ngomel-ngomel. Untung saja Pak Mo, supir kami tidak ikut. Pak Mo itu sudah tua dan tampangnya juga jelek. Mama mana nafsu dengan lelaki itu. Aku sepanjang jalan terdiam karena ketika mendengar syarat itu aku terkejut seperti Mama, namun aku tidak semarah Mama, melainkan aku menjadi membayangkan tubuh Mama saat memakai bikini dan kontolku langsung bangun. Sungguh tak percaya aku mendengarnya. Aku malahan Bahagia. Moga-moga saja Mama mau melakukannya ketika sampai rumah.
Namun, dalam perjalanan kami itu, Mama menekankan bahwa kami tidak akan berhubungan seks. Dukun itu memang gila. Masa harus begituan dengan anak sendiri? Aku menjadi kecewa dan sedih, namun aku berusaha tidak menunjukkannya.
Kami sampai di Jakarta keesokan paginya. Aku langsung tidur karena letih dan begitu juga Mama. Sampai beberapa minggu hal ini tidak pernah kami bicarakan.

BAB DUA
KARENA TERPAKSA

Tiga minggu kemudian, saat itu malam hari. Mama mengetuk pintu kamarku dan masuk ke kamarku. Mama memakai daster yang panjang ke lutut namun bagian atasnya merupakan gaun berleher rendah dengan tali daster yang tipis memeluk bahunya. Sayangnya Mama pakai BH, dapat kulihat tali BHnya yang ada di bawah tali dasternya dan sedikit cup BH yang menyembul karena leher gaun yang cukup rendah. Aku sedang nonton TV sambil tiduran dengan hanya memakai celana boxer, karena memang seperti itu kebiasaanku.
“Ko, kamu inget dukun yang pernah kita datangi bersama-sama waktu itu?”
“Oh, yang gila itu?” kataku sambil terus menonton TV untuk menunjukkan aku tidak terlalu memikirkan hal itu, padahal selama ini aku selalu masturbasi membayangkan Mama semenjak pulang dari dukun itu.
“Begini, Ko. kamu inget ga, apa kata dukun itu bila kita tidak melakukan ritual?”
Aku belagak mendengus tak percaya, padahal aku ingat sekali semua perkataan dukun itu. Dukun itu bilang, kalau kami berdua tidak juga berhubungan seks, maka keluarga kami akan bangkrut. Aku diam-diam berharap sekali bahwa usaha keluarga kami merugi agar aku bisa tidur dengan Mama.
“Dukun itu benar, Jun. tiga minggu ini, usaha kita rugi terus. hampir 1 M melayang selama tiga minggu ini. Dan bila ini terus terjadi, kita terpaksa harus menjual hampir seluruh harta kita.”
“Apa?” aku berkata dengan memasang muka sedih, kecewa, kaget dan lain-lain. Namun hatiku berbunga-bunga. Pucuk dicinta ulam tiba, kata orang tua. Dalam hati aku begitu bahagianya hingga aku susah payah menahan senyum di wajahku. Rasanya ingin berteriak. Apakah ini berarti Mamaku mengajakku ML?
Mama mendehem sekali. Tampak ia gugup.
“Nah, Mama dan Papa tak pernah menyimpan rahasia. Dulu sewaktu pulang, Papamu telah Mama beritahu tentang dukun ini. Maka, sekarangpun Papamu tahu bahwa kita merugi karena ulah sumpah kita sendiri.”
“Terus?” dalam hati aku berteriak kegirangan. Tampaknya, harapanku akan segera terwujud.
“Mama dan Papa sepakat untuk mengikuti ritual ini selama sebulan ini. Terus kita lihat apakah ada perubahan? Bila tidak ada, maka kami berdua mohon agar kamu melupakan semua ini dan memaafkan kami berdua.”
“Bila ada perubahan dan usaha kita untung?”
Mama hanya menggeleng,
“Kita lihat saja nanti.”
Kemudian Mama menghampiriku. Aku deg-degan sekali. Mama menarik boxerku sehingga lepas. Kaget juga ia ketika melihat kontolku yang besar sudah tegak berdiri akibat pembicaraan ini. Terlihat di raut mukanya bahwa ia kaget.
“Mama agak bingung bagaimana seharusnya kita melakukannya. Tapi Mama berpendapat, kita tidak boleh melakukan hubungan seksual dengan percintaan, karena kita Mama dan anak.”
“Maksud Mama?”
“Kita tidak perlu ciuman, buka seluruh pakaian dan lain-lain seperti sepasang kekasih. Mama tetap akan pakai daster. Kamu tidak boleh memegang Mama. Biar Mama di atas saja. Kamu diam saja di bawah.”
Maka aku berbaring diam. Mamaku menekan kontolku sampai menempel di perutku dengan tangan kirinya, lalu ia menduduki kontolku. Ternyata di balik daster Mama, tidak ada celana dalam sehingga batang kontolku merasakan bibir memek Mama menekan di batang kontolku.
“Kemaluan perempuan harus basah dulu. Jadi, mama akan gesek-gesek sebentar sampai kemaluan Mama basah, lalu kita akan melanjutkan ke ritual.”
Lalu Mama menopang tubuhnya dengan memegang dadaku, kemudian ia mulai menggesekkan memeknya di batang kontolku. Aku dapat merasakan bibir memeknya membuka dan kontolku kini dijepit bibir itu, sementara bagian bawah batang kontolku menekan bagian dalam memek Mama, tepatnya dinding di mana labium minoranya terletak.
Lama kelamaan keluar cairan pelumas. Aku dapat merasakan memek Mama perlahan mulai lembap dan licin lalu basah karena lendir yang keluar dari memeknya. Selama proses ini Mama memejamkan matanya. Akhirnya setelah beberapa menit, selangkangan Mama dan batang kontolku sudah licin karena lendir Mama.
Pengalaman ini terus kuingat sepanjang hidupku. Walaupun Mama tidak membuka pakaiannya, namun aku merasakan sensualitas yang sangat tinggi menguasai tubuhku. Saat vagina Mama sudah basah dan membasahi batang kontolku, aku dapat mencium bau badan Mamaku yang perlahan memasuki hidungku. Selain itu, tubuh Mama hari itu wangi karena tampaknya baru saja mandi. Jadi, aku dapat mencium wangi sabun dan juga wangi kemaluan Mamaku tercampur di udara.
Setelah yakin bahwa memeknya telah licin dan siap untuk dimasuki penisku, Mama berlutut sebentar, tangannya memegang kontolku dan diacungkan ke atas, lalu ia memposisikan kontolku di depan lubang memeknya. Setelah posisinya pas, maka ia duduk perlahan di kontolku.
Nikmatnya merasakan kontolku perlahan menembus memek Mama. Pertama-tama lingkar luar lubang vagina Mama dilewati oleh kepala kontolku dengan susah payah. Untuk beberapa saat ujung penisku tidak berhasil masuk lubang kecil itu, lalu plop! Tiba-tiba kepala kontolku sudah masuk ke dalam liang senggama Mama. Lubang memek Mama sempit sekali, kepala kontolku bagai sedang dijepit tabung silinder yang sempit. Mama mendesah bagai sedang makan cabe. Lalu perlahan menurunkan tubuhnya lagi sampai tiga perempat kontolku menggeleser lebih jauh dalam lubang kencingnya itu. Namun, tiba-tba saja gerakan Mama berhenti karena kontolku menancap di lingkaran lubang masuk ke rahim milik Mama.
“Punya kamu besar dan panjang. Belum masuk semua udah ada di ujung rahim Mama,” kata Mama dengan nafas tersengal. Sementara itu, memek Mama berdenyut-denyut, dan menjepit kontolku begitu kuatnya. Aku merasa linu di lututku dan aku mengerang nikmat sekali walaupun kontolku berasa sedikit sakit karena sempitnya memek Mamaku.
Desahan Mama makin jelas, lalu tiba-tiba Mama menghempaskan tubuhnya ke bawah sehingga kini kontolku ambles ke dalam liang persenggamaan Mamaku. Aku dapat merasakan kepala kontolku melewati lubang masuk rahim Mama dan kini kepala kontolku dan sedikit bagian batang kontolku sudah ada di dalam rahim Mama.
Mama melenguh kecil,
“Uuuuuuuh………………. Belum pernah ada yang masuk sejauh ini………… tahan sebentar, ya………”
Mata Mama terpejam erat. Wajahnya meringis. Nafas Mama memburu. Sementara itu, Aku menjadi serba salah. Ingin rasanya kupeluk Mama lalu kuentot dengan buas tubuhnya, namun aku takut dimarahi. Kepalaku pusing menahan birahi ini. Dinding vagina Mama yang halus dan basah itu begitu kuat menjepit kontolku lagi lubang itu seakan mengenyot batangku karena membuka dan menutup seiring irama nafas Mama. Beberapa saat kemudian barulah Mama mulai menaik turunkan pantatnya. Mamaku mulai mengentoti aku dengan perlahan-lahan.
Kedua tanganku meremas seprai, sementara mataku berusaha melihat selangkangan kami berdua, namun daster Mama menghalangi. Kupandangi wajah Mama yang cantik itu. Dahi Mama mengerut seakan menahan sakit dan matanya terpejam rapat. Nafasnya yang mulai memburu mengeluarkan suara desahan nafas yang ditahan. Semakin lama nafas Mama semakin cepat dan hembusannya makin terasa di wajahku. Nafas Mama begitu segar dalam indera penciumanku.
Memek Mama masih mengocoki burungku. Selangkanganku kini sudah basah oleh lendir vagina Mamaku. Bau tubuh Mama yang menguar dari dalam kemaluannya menjadi makin kuat, mengalahkan wangi sabun yang merebak dari tubuhnya. Bau tubuh Mama yang sedang birahi, Bau yang Belum pernah kucium sebelum malam ini, karena selama ini Mama selalu memakai parfum mahal, sehingga aku tidak pernah tahu bau tubuh Mama yang sebenarnya.
Aku merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan. Kontolku yang tadinya perjaka kini sudah mengalami hubungan seks dengan perempuan. Memek Mamaku menyedot-nyedot kontolku, mengirimkan sensasi sensual yang menjalar dari burungku hingga ke seluruh ujung tubuhku. Aku seakan berada di suatu tempat fantasi yang indah, bukan lagi di bumi. Suatu perasaan yang begitu nikmatnya sehingga barulah aku setuju dengan orang-orang bahwa ngentot itu adalah pekerjaan yang paling enak dilakukan.
Makin lama pantat Mama makin cepat digoyang. Selangkangan Mama menumbuki selangkanganku dengan bunyi yang terdengar makin keras. Mulut Mama mulai membuka dan desahan mulutnya mulai berubah menjadi erangan.
“aaaaaaahhhhhhhhhhhh………….. aaaaaaaaarhhhhh…………. Aaaaaaaaaaaahhh……..”
Tiba-tiba Mama merebahkan diri di tubuhku dengan mata masih terpejam. Kedua tangannya memeluk pundakku dari luar kedua tanganku, sehingga menjepit kedua tanganku di samping tubuhku dengan telapak tangan mengarah kedepan sehingga ia memegang pundakku dari belakang. Dapat kurasakan kedua payudara Mama menekan dadaku dari balik daster dan BHnya. Aku tidak tahu kekenyalan yang kurasakan apakah karena busa BH ataukah karena tetek itu sendiri. Maklum, inilah pertama kalinya aku ngentot sehingga masih buta segala sesuatunya.
Bau tubuh Mama yang begitu erotis dan sensual membuatku gila, Aku ingin sekali merengkuh tubuh Mama dan balas mengentotinya dengan liar. Aku pikir karena Mama sudah memelukku, maka akupun tak apa memeluknya. Oleh Karena itu, ku peluk Mama dengan telapak tanganku memegang pantatnya.
Ketika aku mulai meremasi pantat Mama, Mama kurasakan kaget karena menarik nafas tiba-tiba. Kupikir ia akan marah, namun ternyata ia melanjutkan erangannya.
“Yeeeeaaaaaaaaaaah…… aaaaaaaaaaaaaahhhhh………. Ahhhhhhhhhhhh………..”
Pipi kami berdua kini menempel. Pelukan Mama makin erat saja, dan selangkangan kami kini sudah basah kuyup oleh cairan vagina Mama. Suara selangkangan kami yang beradu begitu cepatnya dank eras memenuhi kamar tidurku.
“plokplokplokplokplok……..”
Ditingkahi erangan Mama yang terus menerus mengatakan ‘yeah’ dan ‘ah’ diulang-ulang. Aku juga menjadi ikut terbawa suasana. Aku memberanikan diri mengerang juga.
“aaaaahhhhhh….. ahhhhhhhhhhhhhhh…… maaaa…………. Aaaaaaaaaaaahhhhhh……… Maaaa……”
Sengaja kupanggil Mama disela-sela eranganku karena hal ini membuat aku makin bernafsu. Dengan memanggil Mama, maka tersirat bahwa aku menyadari bahwa aku sedang bersetubuh dengan Mamaku dan aku menyukai bersenggama dengan Mamaku. Entah apakah Mama menyadarinya…
Namun reaksi Mama hanya terus mengerang, namun pipinya kini diusap-usapkan ke pipiku. Sementara pelukan Mama kurasa kini sudah erat sekali. Pantat Mamapun kini digerakkan naik turun begitu cepat dan keras, untungnya spring bed ku mahal sehingga mengikuti gerakan tubuh kami sehingga aku tidak merasa sakit.
Tiba-tiba Mama menekan pantatnya dalam-dalam sambil memeluk erat sekali. Pipinya pun ditekan keras-keras juga di pipiku. Dan kini Mama tidak mengerang, melainkan berteriak keras-keras,
“Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh………………..”
Kurasakan selangkangannya dan terutama dinding memeknya bergetar bagaikan tubuh orang yang kedinginan sambil menjepit kontolku erat-erat. Kejadian berikutnya berlangsung begitu cepat. Aku tak kuasa menahan birahi yang sedari tadi coba kutahan-tahan. Rasanya begitu nikmat dijepit memeknya yang hangat dan licin itu. Entah bagaimana, naluriku yang mengambil alih, aku lepas kedua tangan dari pantat Mama, lalu kupeluk tubuhnya erat-erat, kemudian aku putar badan, bagaikan pegulat professional sehingga kini aku yang ada di atas tubuh Mama. Mama masih orgasme namun membalas dengan merangkulku dengan satu tangan mendekap belakang kepalaku sementara satu tangan memeluk bahuku, dan kedua kakinya kini merangkul bagian bawah tubuhku dengan kedua tumit kaki ditekan ke pantatku.
Setelah Mama kutindih, dengan secepat mungkin dan sekuat mungkin aku kocok lubang meki Mama. Kusedot leher Mama dengan mulutku pula. Mama masih mengerang dengan keras dan memelukku erat-erat. Kulit leher Mama begitu halus di mulutku. Kucupang leher itu dengan mengenyotinya keras-keras. Sementara Memek Mama yang sempit itu kuhujami berkali-kali sekuatnya. Akhirnya aku sampai juga. Kutumpahkan maniku di dalam rahim Mama.
Kami terdiam beberapa lama. Lalu tanpa bicara, Mama mendorong tubuhku sehingga tak lagi menindihnya, lalu ia pergi ngeloyor keluar. Di antara perasaan kecewaku, ada perasaan Bahagia dan puas juga. Akhirnya, pikirku. Lalu aku tertidur.

BAB TIGA
SEKS TANPA CINTA

Keesokan harinya, sarapan pagi dengan kedua orangtuaku menjadi canggung. Kami bertiga tidak banyak bercakap-cakap seperti biasanya. Mama dan Papa hanya berbicara seperlunya saja. Aku sendiri malah hanya terdiam saja sambil mengunyah. Kami bertiga tahu apa yang terjadi tadi malam, sehingga masing-masing terbelenggu dengan fakta bahwa Mama dan anak tadi malam baru saja melakukan perhubungan yang tabu.
Papa pergi bekerja, sementara Mama menyMamakkan diri di dapur untuk cuci piring dan lainnya. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sehingga memutuskan untuk sekolah tanpa berbicara apa-apa lagi. Hubungan keluarga kami sekarang sudah berbeda dan tidak dapat dirubah lagi. Entah aku ini senang atau tidak, namun kini, tiap kali aku lihat Mama maka aku pasti ngaceng.
Ketika hari makin cepat berlalu, aku jadi semakin kecewa. Karena Mamaku tidak pernah lagi datang ke kamarku untuk begituan. Apakah dukun itu gagal? Pikirku. Apakah Papa masih merugi walaupun aku dan Mama telah melakukan ritual? Aku menjadi sangat sedih ketika kulihat pada bulan ini, tinggal tersisa dua hari lagi. Malam ini akan terlihat apakah Mama akan meneruskan ritual itu, karena sesuai pesanan pak dukun, kami harus melakukannya tiga kali dalam sebulan.
Hari telah malam dan menunjukkan pukul sepuluh. Aku duduk di kamar dengan hanya memakai celana boxer saja. Jantungku berdetak kacau menunggu Mama. Di satu pihak aku berharap sangat Mama akan datang, di lain pihak aku ketakutan bila Mama tidak datang hari ini.
Tiba-tiba saja pintu perlahan terbuka, dan Mama masuk ke dalam kamar dengan memakai daster yang sama. Aku merasa lega sekali. Perasaanku berbunga-bunga dan perlahan burungku mulai mengeras. Aku menanti-nanti dengan jantung yang berdebar-debar ketika Mama naik ke tempat tidur pelan-pelan tanpa mengeluarkan suara, matanya tak pernah menatap mataku, lalu ia memelorotkan celanaku sampai lepas dan menduduki kontolku seperti sebelumnya. Hanya saja, saat ini aku sedang duduk di tempat tidur dan bukan tiduran seperti sebelumnya.
Kini posisinya Mama menduduki kedua pahaku dan kemaluannya menempel di batang kontolku yang kini mengacung ke atas terjepit antara memek Mama dan perutku sendiri, lalu Mama memeluk kepalaku sehingga jatuh di pundaknya. Namun aku dapat melihat bahwa kini teteknya tidak ditutupi BH sehingga aku menjadi girang tak terkira. Apalagi saat dadaku merasakan tetek Mama yang hanya berlapiskan daster untuk pertama kalinya. Tetek Mama begitu empuk dan kenyal dengan puting yang menonjol bagaikan pensil.
Mama tidak bau sabun. Tampaknya ia tidak mandi sebelum ke sini seperti sebelumnya, tapi aku tidak kecewa. Malah aku senang jadinya. Aroma memek Mama yang pernah kucium sedikit tercium dari ketiak Mama. Mama mulai menggesekkan kemaluannya di batang kontolku. Namun, kali ini gesekkannya lebih cepat dan nafas Mama pun kali ini memburu lebih cepat dibandingkan sebelumnya dan lagi pelukan Mama begitu eratnya. Akupun memeluk badan Mama dan Mama tampaknya tidak marah.
Apakah Mama sudah horny duluan? Pikirku dalam hati. Ada kemungkinan begitu, karena aku ingat bahwa dukun bilang Mama hanya boleh bersenggama denganku, sementara sudah duapuluh hari yang lalu kami berdua melakukan hubungan seksual. Kemungkinan selama ini Mama seringkali berhubungan seks dengan Papa. Aku pun kalau menjadi Papa akan selalu ingin berhubungan seks dengan isteri secantik Mama.
Tak lama memek Mama sudah basah sekali. Kemudian Mama melepaskan pelukannya, lalu sedikit menaikan pantat, memegang kontolku dan akhirnya memasukkan memeknya ke kontolku yang sudah tegang dari tadi hingga kepala kontolku memasuki liang senggamanya. Mama lalu menaruh kedua tangannya di pundakku lalu perlahan-lahan merendahkan tubuhnya sehingga perlahan memeknya membungkus kontolku.
Sepanjang perjalanan masuknya kontolku, Mama memejamkan matanya dan melenguh,
“oooooohhhhhh…………. Yeaaaaaahhhhhhhhhh……..”
“Maaaamaaaaaaahhhhhhh…..” kataku tak mau kalah,” yeeeaaaaaaah…… Maaaaa……….”
Ketika kontolku sampai lagi di ujung rahimnya, Mama melingkarkan tangannya di leherku dan dengan satu tangan mendekap kepalaku. Lalu tiba-tiba pantatnya dihenyakkan ke bawah sehingga kontolku menghujam masuk rahimnya secara cepat.
Reaksiku adalah memeluk Mama erat-erat karena kaget dan sedikit sakit. Rangkulan Mamapun juga makin erat. Mama mengerang-ngerang dan aku mendesah-desah merasakan sensasi kontolku yang dMamangkus dinding memek Mama sedang dipijat-pijat dinding memek itu.
Lalu Mama mulai menggoyang pantatnya. Aku merasakan nikmat sekali. Apalagi kini kami dalam posisi duduk dan berpelukan. Rasanya kami adalah dua pasang kekasih. Kuingat Mama tidak mau berciuman denganku, namun aku tak tahan dengan keintiman tanpa cinta ini. Aku ingin sekali menciumi tubuh Mamaku. Akhirnya aku masa bodo dan mulai mengenyot pundak Mama yang telanjang.
Mama mulai mendesis-desis seperti kepedesan. Aku kini menjilati pundak Mama dan mengarah ke lehernya. Kukecupi dan kujilati leher Mama yang halus. Wajahku terbenam di lehernya, rambut Mama menutupi kepalaku. Wangi shampoo Mama dan bau tubuh Mama bercampur di hidungku. Ini adalah bau surgawi, pikirku dalam hati. Mulutku tidak pernah tinggal diam. Leher Mama sudah habis aku ciumi, jilati dan kenyoti. Mama makin keras mendesahnya. Semakin lama Mama mempercepat goyangannya pula.
Kedua tanganku kugerakkan ke bawah sehingga meremas kedua pantat Mama yang bahenol. Otot pantat Mama sungguh kenyal dan tidak lembek. Ini mungkin karena Mama rajin ke gym untuk berolahraga. Sementara itu, kedua pantat Mama yang masih ditutupi daster telah kuremas-remas sambil kutarik-tarik seirama dengan goyangan pantat Mama.
Suatu saat ketika aku meremas-remas pantat Mama, tak sengaja kain daster Mama sudah tertarik ke atas. Aku baru menyadari ketika ujung jari tangan kiriku menyentuh kulit Mama. Aku serentak mendapatkan ilham. Aku mulai meremasi pantat Mama sambil berusaha menyingkap daster Mama ke atas lagi. Usahaku perlahan berhasil. Pada akhirnya kedua tanganku berhasil menggenggam kedua pantat Mama tanpa dihalangi kain daster itu.
Mama masih sMamak menggoyangkan pantat dan mengerang-erang kenikmatan. Aku mengambil kesempatan dengan menyusupkan tangan kananku ke atas sehingga kini tangan kananku sudah berada dalam daster dan memegang punggung Mamaku secara langsung.
Tiba-tiba Mama memelukku begitu eratnya aku sampai aku merasa sedikit sesak. Selangkangan Mama tiba-tiba berhenti bergerak. Mama menekan kontolku keras sekali sambil berseru,
“Yeeeeaaaahhhhhh…… Mama sampaaaaiiiiiiii……………”
Mamaku orgasme duluan. Akhirnya Mama melepaskan pelukannya beberapa saat kemudian. Aku kecewa begitu Mamaku menarik kedua tanganku sampai lepas dari tubuhnya. Ia menatapku lalu berkata,
“Ko, kamu itu bandel ya. Kamu kok cium-cium leher Mama kayak gitu. Kan Mama sudah bilang, kita ini bukan kekasih. Kita ini Mama dan anak. Jangan berperilaku ga sopan gitu donk.”
Aku hanya menunduk saja karena kecewa. Tapi setidaknya tanganku yang menggerepe dia tidak diprotes. Artinya aku boleh lagi nanti. Mama meninggalkan pangkuanku, untuk sementara aku kecewa sekali karena belum sampai orgasme, namun Mama tidak keluar kamar melainkan ia merangkak di tempat tidur bagai anjing, hanya saja sedikit nungging karena kepalanya ia taruh di bantal. Mama lalu menoleh ke arahku yang berada di belakangnya dan berkata,
“Kamu masukkin dari belakang saja ya. Biar kamu ga cium-cium Mama lagi.”
Tanpa disuruh kedua kalinya, Aku segera memposisikan diri di belakang Mama, berhubung aku lebih tinggi dari Mama, maka aku hanya sedikit menekuk lutut agar kontolku sejajar dengan memeknya. Aku menyingkap dasternya yang saat itu menutup pantatnya. Karena Mama tidak bilang apa-apa, aku beranikan diri menyingkap daster itu hingga tersingkap hingga setengah punggungnya. Aku belum berani terlalu jauh takut dimarahi.
Aku tekan kontolku di depan lubang memek Mama dengan dipandu tangan kananku, tangan kiriku menyibak pantatnya agar terlihat lubang itu. Setelah pas posisinya, aku dorong pantatku perlahan demi menikmati sensasi gesekan kontolku yang memasuki liang vagina Mamaku, suatu sensasi gerakan menggeser di mana gesekkan antara dinding vagina Mama dan batang kontolku menyebabkan nafsu birahiku yang sudah tinggi menjadi semakin tinggi lagi.
Gerakanku terhenti ketika kontolku sudah di ujung lubang dalam vagina Mama dan mencapai awal rahimnya. Kini kedua tanganku memegang kedua pinggul Mama. Sambil menghentakkan pantatku ke depan, kedua tanganku menarik pinggulnya untuk menambah tenaga tumbukkan. Dengan suara plok tanda selangkanganku menampar pantat Mama, kepala kontolku kini sudah memasuki rahim Mama.
“Ooooooooh……………” teriak Mama perlahan,” dalam banget rasanya…………….”
Dalam posisi seperti ini, aku rasakan seluruh kepala kontolku masuk ke rahim Mama, sementara sebelumnya hanya tiga perempat saja yang masuk. Posisi ini ternyata memberikan jarak penetrasi yang lebih jauh.
Aku terpaku pada pemandangan indah di bawahku. Mamaku yang sedang setengah telanjang dengan daster terbuka setengah punggung dan bagian bawah yang telanjang, dalam posisi doggy style dengan kontolku ambles memasuki memeknya. Aku tarik kedua pantatnya menggunakan kedua tanganku agar pemandangan ini lebih jelas. Kulihat anus Mama begitu rapat tanda Mama sedang mengencangkan otot vaginanya yang membuat kontolku merasa nikmat karena diremas otot vaginanya itu.
Perlahan kutarik kontolku hingga hanya setengah yang keluar dari memek Mama, lalu kudorong lagi sehingga seluruh kontolku terbenam di sana. Kulakukan berulang-ulang masih dengan gerakan pelan, karena pemandangan kontolku keluar masuk lubang kehormatan Mamaku itu begitu indah di mataku. Begitu sucinya selangkangan Mama. Begitu sucinya kemaluan Mama. Kemaluan yang hanya pernah dijelajah oleh ayahku dan kini aku yang menjelajahi tiap jengkalnya. Bahkan Papaku itu belum pernah menjelajah sampai ke dalam rahim Mama. Aku menjelajahi alat reproduksi Mama lebih jauh daripada siapapun di dunia ini! Saat itulah aku berketetapan dalam hati, bahwa Mama harus menjadi milikku dan bukan milik orang lain. Perempuan keturunan Tionghoa ini harus menjadi milikku. Seluruh jengkal tubuh perempuan ini harus jadi milikku. Aku harus menjelajahi tiap senti tubuh seksi ini. Tubuh seorang bidadari yang turun dari surga.
Entah beberapa menit aku asyik menarik dan mendorong kontolku untuk menggeleser dalam lubang kenikmatan Mamaku, aku baru sadar ketika Mamaku mulai balas mendorong dan menarik pantatnya. Selain itu, suara Mama mulai terdengar lagi,
“Yeaaah…… yeaaaaaaaaaaaaah……. Lebih cepat….. lebih cepat…….. yeaaaahhhhh..”
Maka aku mulai mempercepat gerakanku. Di samping tempat tidurku ada lemari dengan kaca besar di salah satu pintunya. Aku melihat bayangan kami berdua di cermin itu. Cermin yang menunjukkan seorang remaja sedang mengentot perempuan dewasa dalam posisi doggy style. Kepala perempuan itu bergerak-gerak dan di wajahnya tampak kenikmatan dalam bersenggama. Aku lihat dasternya yang terbuka sampai setengah tubuh Mama. Mungkin kalau aku dorong sedikit-sedikit, aku dapat melihat tetek Mama dari cermin.
Aku segera bertindak. Kedua tanganku yang sedang memegang pantatnya mulai kugerakan untuk meremas-remas pantat itu. Mama mulai memperkeras suaranya, kurasa Mama tidak sengaja melainkan kenikmatan ini sudah menguasai pikirannya.
“Yeeeeahhhhhhhhhh!! Cepaaat……….!! Teruuuuus……… Yeeeeaaaaaaaaaaahhhh…….”
Kedua tanganku kini mulai mengusap-usap pantatnya diselingi oleh remasan. Makin lama kedua telapakku bergerak ke atas. Kini punggung bawahnya aku belai. Sebenarnya belai tidak tepat, melainkan aku mengusap-usap punggungnya. Akhirnya usapanku makin memanjang, dari bawah punggung ke bagian tengah punggung Mama tepat di kain dasternya yang terlipat di sana.
Punggung Mama begitu licin karena Mama sudah keringatan. Kulit putihnya mengkilat dijilat oleh cahaya lampu kamar. Begitu erotis, pikirku. Usapanku itu terus ku lakukan hingga jari tanganku mulai mendorongi daster Mama sedikit demi sedikit. Namun agak susah mendorongnya karena daster itu terlipat. Aku mendapat ilham lagi lalu aku mengusap ke atas lagi namun kali ini bukan mendorong daster melainkan tanganku menyusup. Setelah setengah telapakku menyusup di balik daster di bagian tengah punggung di antara belikatnya, aku segera mengusap balik ke bawah dan menunggu reaksi Mama. Mama tetap hanya mengerang-ngerang.
“Yeaaaaah……… teruuuuuusssss!!!!”
Aku susupkan lagi tanganku di bawah dasternya, namun kali ini ketika jariku hendak masuk, aku menggerakkan kedua telunjukku ke atas dan aku mengkaitkan kain daster itu di kedua telunjukku, menyebabkan bagian bawah daster mama terjepit antara telunjuk dan jari tengahku, lalu kuteruskan mengusap ke atas dengan kedua tanganku, sehingga kini kain daster Mama ikut bergerak ke atas. Untung saja posisi Mama sedikit nungging, sehingga daster itu kini berjumbel di dada bagian atasnya dan tidak kembali jatuh ke bawah.
Dari cermin kulihat toket Mama yang bulat dan mancung menjuntai. Yang menakjubkan adalah toket itu tampak lebih besar daripada yang tersirat ketika Mama memakai baju. Aku ingin sekali meraba dada itu namun takut dimarahi. Makanya aku kini kembali mengusap-usap punggung Mama. Tak terasa karena aku semakin bernafsu, aku kini mengentoti Mama dengan kuat. Selangkanganku menumbuki pantat Mama dengan mengeluarkan suara PLOK! PLOK! PLOK! Yang keras terdengar.
“YEAAAH……!” tahu-tahu kini suara Mama keras sekali. Mama sudah berteriak dan suaranya memenuhi ruangan kamarku,”TERUUUUSS……. KOCOK TERUUUUS…….. KOCOK MEMEK MAMAAAA……. MAMA SAMPAIIIII……..”
Aku kaget. Kemarin Mama tidak seliar ini. Entah apa yang ada dipikirannya. Aku menjadi gelap mata. Kuraih kedua payudaranya dari belakang. Kurasakan bulatan payudara Mama melebihi kapasitas genggamanku. Ternyata cukup lebar lingkar payudara Mama. Aku remasi payudara Mama yang lembut dan kenyal itu. Dan aku tiba-tiba saja tak dapat menahan lagi dan memuntahkan peju di dalam rahim Mama.
Setelah beberapa saat aku merebahkan diri di samping Mama. Entah bagaimana aku merasa sangat puas dan tenteram sehingga tak lama kemudian aku tertidur.

BAB EMPAT
PACAR MENJADI SOLUSI

Di sekolah aku tidak bisa konsen. Aku terus terbayang keindahan tubuh Mamaku dan nikmatnya mengentoti tubuh mulus itu. Kulit Mama begitu halus dan lembut. Ototnya begitu kenyal tanda berolahraga. Aroma tubuhnya begitu harum terasa menusuk hidung. Namun aku belum puas. Aku ingin menciumi tiap jengkal tubuh Mama. Ingin kurasakan seluruh kulitnya di lidahku. Ingin aku mengecap tubuhnya yang seksi itu.
Pikiranku mencoba mencari cara untuk mendapatkan Mama. Bagaimana caranya agar ia mau dicumbu olehku. Sepanjang jam pelajaran otakku berputar-putar untuk mendapatkan jalan keluar masalah ini. Bahkan, cewek gebetanku selama ini yang bernama Siska tidak aku pedulikan. Siska berusaha mengajakku ngobrol waktu bel istirahat. Namun aku hanya menjawab sekedarnya dan lalu tampaknya ia mengerti aku sedang tidak mood sehingga akhirnya ia menyerah dan berlalu.
Aku dikagetkan ketika sedang berjalan ke arah mobilku oleh Siska. Ia memojokkanku dan berkata,
“Ken. Elo kok jadi pendiam akhir-akhir ini. Siska lihat kamu sekarang suka menyendiri dan tidak mau bergaul?”
Aku yang sedang pusing memikirkan cara menaklukkan Mama, menjadi sedikit geram. Siska adalah cewek Menado yang tinggi semampai dan berbadan aduhai. Dia adalah model paruh waktu yang terkadang muncul di majalah remaja perempuan. Walaupun bukan untuk cover majalah, namun dia terkadang suka difoto untuk produk-produk baju remaja. Cukup lama aku mengejar cewek ini. Namun dia suka jual mahal. Kami hanya beberapa kali menonton film di bioskop dan makan di beberapa restoran terkenal. Akupun hanya mendapatkan cium pipi dan pegang-pegang tangan. Selebihnya Siska menolakku. Pernah aku mencoba menggerepe toketnya, Siska malah marah dan menamparku. Kami tidak bertegur sapa selama sebulan. Namun akhirnya aku minta maaf dan kami berteman lagi. Setelah itu kami biasanya sms-an seperti orang yang pacaran namun tidak lebih dari itu. Jadi bisa dibilang TTM.
Melihat Siska menghadangku begitu aku berkata ketus,
“Lo mau ngapain sih?”
Siska tampak terpukul oleh perkataanku dan di matanya kulihat ada kilatan marah mengancam. Katanya,
“Elo udah punya cewek baru ya? Ngaku deh!”
“Cewek baru? Emangnya gue selama ini punya cewek, apa?”
“Oh begitu? Jadi hubungan kita selama ini elo anggap apa?”
“Tau deh. Yang jelas bukan pacaran. Elo gue cium bibir aja nggak mau.”
“oke. Gue ngerti. Jadi sekarang elo udah punya cewek yang mau elo cium-cium gitu?”
“Apaan sih? Gue belum punya pacar sampai sekarang. Dari dulu juga enggak punya. Elo jangan belagak cemburu gitu deh. Pacar juga bukan. Udah deh, gue mau pulang.”
Aku bergegas meninggalkan Siska. Namun, tiba-tiba Siska memegang tanganku.
“Elo marah ya?” tanyanya kepadaku.
Aku tidak tahu harus berkata apa. Yang jelas aku sedang pusing mikirin Mamaku dan kini Siska yang cantik itu sedang menggelayuti tangan kananku, dadanya ditekan sehingga aku merasakan payudara kirinya menempel di lenganku itu.
“Sis. Gue udah cape. Tolong deh, jangan bikin gue frustasi begini. Kita temenan aja. Bener-bener temenan. Bukan flirting-flirting kayak gini. Gue udah ga tahan.”
“Emang elo ga tahan mau ngapain?” tiba-tiba saja suara Siska terdengar manja sekali. Kulihat wajah cantiknya, matanya yang belo menatapku begitu sayu, hidung mancungnya dikerutkan sementara mulutnya yang manis dimajukan, tampak menggoda sekali. Tiba-tiba saja aku merasakan kontolku ngaceng. Aku yang sedang frustasi karena Mama, menjadi gelap mata dan berkata,
“Gue mau perkosa aja, gimana?”
Siska terkejut mendengar kata-kata vulgarku. Pegangannya mengendur. Aku pikir sekarang doi sudah takut kepadaku. Aku sedikit lega lalu ku tarik lenganku dari pegangannya dan kemudian berjalan ke mobil tanpa berkata apa-apa.
“Ken….” Siska memanggilku. Dengan malas aku menoleh. Aku mendapatkan matanya berkaca-kaca.
“Lo kenapa Sis?”
“Kok elo jahat gini sih? Ngaku aja deh kalo kamu udah dapet cewek baru….”
Melihat Siska ternyata ada hati kepadaku, aku merasa sayang kalo kesempatan ini berlalu begitu saja. Maka kataku sambil mendekatinya,
“Sis. Gue belum punya pacar. Titik. Gue dari dulu ngejar-ngejar elo, tapi ga ada hasil sampai sekarang.”
“Kan Elo yang ga pernah nembak gue, Ken?”
“Soalnya gue ga ngerasa elo sayang sama gue. Buktinya dicium aja enggak mau. Gue pegang-pegang juga ga mau. Gue ga merasa elo cinta kepada gue sebesar cinta gue ke elo, Sis…”
Mulut Siska perlahan menunjukkan senyum kecil.
“Jadi elo cinta sama gue, gitu?”
Aku merasa kalau sudah basah ya nyebur aja sekalian. Maka aku menggombal dan bilang,
“Banget.”
Perlahan Siska berkata,
“Aku juga cinta sama kamu….”
“Siska,” kataku pelan,” Kita ini hidup di jaman modern. Sekarang cinta bukan sekedar kata-kata. Kalo elo emang sayang sama gue, elo harus membuktikannya.”
Ada semburat rasa takut kulihat di matanya. Siska mengerti bahwa aku ingin make love dengan dia. Maka aku menyambung,
“Dan kalau ada keraguan di pihak elo, sebaiknya kita sampai di sini saja.”
Siska tampak shock mendengar perkataanku dan hanya termangu dengan rasa takut di matanya. Aku yang melihat bahwa hasil dari percakapanku ini setidaknya berguna bagiku. Bila Siska tidak mau, aku jadi bebas memikirkan hubunganku dengan Mama, namun bila Siska mau aku akan mendapatkan tubuh cewek remaja ini. Siapa tahu dia masih perawan. Aku menjadi tertawa dalam hati.
Beberapa saat tak ada tanggapan darinya, aku segera berjalan meninggalkan Siska. Setidaknya tidak ada lagi yang mengganggu, pikirku. Aku bebas mencari cara untuk mendapatkan Mama. Namun, betapa kagetnya ketika aku mematikan alarm dan membuka pintu mobil, Siska tampak berjalan ke arah pintu yang satu lagi dan lalu membuka pintu itu dan duduk di sampingku. Wajahnya menunduk namun tak berkata apa-apa.
“Bokap sama Nyokap Lo di rumah?” tanyaku. Siska menggeleng. “Kak Sandra?”
Siska menggeleng lagi. Maka aku menjalankan mobilku menuju rumahnya. Sepanjang jalan tangan kiriku meraba-raba rok seragam sekolah Siska. Berhubung mobilku matic, maka tangan kiriku bebas berkelana. Kali ini Siska tidak menolak, bahkan ketika tanganku dengan bernafsu menarik rok itu ke atas dan menyusup ke dalam. Paha Siska yang putih dan halus kuraba-raba. Siska seperti belagak tidak tahu dan hanya menatap jalanan yang kami lalui.
Ketika tangan kiriku mulai naik, kulihat dada Siska mulai naik turun lebih cepat. Entah karena horny atau sedang ketakutan aku tidak tahu. Namun tidak ada penolakan dari Siska. Siska tetap diam saja sambil melihat jalanan. Aku lalu mengobokkan tanganku ke selangkangannya. Celana dalam Siska halus sekali. Aku membelai-belai memeknya yang ada di balik CDnya itu. Siska mulai mendesah-desah. Aku ingin sekali menggagahinya saat itu juga, namun dengan sekuat tenaga kutahan birahiku itu.
Akhirnya kami sampai di rumah Siska. Celana dalamnya sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Bau kelamin Siska mulai tercium di kabin mobil. Bau tubuh Siska berbeda dengan Mama, namun keduanya bagiku sungguh harum dan memabukkan. Kepalaku sudah pusing tujuh keliling dan waktu bergerak cepat sekali.
Kami tahu-tahu sudah ada di kamarnya. Pembantu-pembantu Siska sedang asyik mengurus rumah. Siska adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakak perempuan yang sulung sudah kuliah semester empat dan jarang di rumah karena aktif di kampusnya. Papa Mama Siska adalah tipikal orang kaya yang jarang di rumah pula. Sehingga menjadikan rumah Siska tempat yang tepat untuk memadu kasih. Apalagi hari itu Papa dan Mamanya sedang ke Singapura.
Siska berdiri menghadapku dengan seragam sekolahnya. Tinggi badannya 168 cm. sedikit lebih pendek dariku. Tubuhnya proporsional. Dadanya tidak besar, bahkan terlihat lebih kecil dari Mamaku. Namun tetap saja cukup mancung di balik bajunya. Entah karena BH atau tidak, aku akan segera mengetahuinya.
Aku merengkuhnya dalam pelukanku. Kucium bibirnya. Kurasakan ia memberikan perlawanan dengan bibirnya walaupun dalam pengamatanku perlawanannya itu tidak begitu hot. Entah karena Siska malu atau memang tidak begitu berpengalaman. Perlahan tangannya mulai merangkulku. Kumainkan lidahku perlahan untuk menyapu bibirnya. Tak lama lidah Siska ikut bermain pula. Kami asyik bertukaran ludah selama beberapa saat.
Aku melepaskan rangkulanku dan menarik tangannya sehingga rangkulannyapun terlepas juga. Dengan perlahan aku membuka kancing seragam sekolahnya. Siska memejamkan matanya. Perlahan-lahan kemejanya terlepas. Aku dapat melihat BH putihnya. Lembah antara kedua dadanya terlihat menyembul di balik kemeja yang kancingnya telah terlepas. Kulitnya begitu putih. Aku melepaskan kemeja sekolahnya dan melemparnya ke lantai. Kini Siska hanya memakai BH putih yang menutupi tubuh atasnya. Kedua payudaranya begitu bulat dan menonjol tampak naik turun seiring nafasnya.
Aku kemudian merangkul tubuhnya untuk melepaskan pengait roknya yang berada di belakang. Kubuka resletingnya, lalu dengan tarikan perlahan akhirnya rok seragam abu-abu itu jatuh ke lantai. Kini gadis tercantik di sekolahku berdiri hanya menggunakan BH dan CD putih.
Perlahan aku membuka BHnya. Kulempar BH itu setelah pengaitnya terlepas. Aku menahan nafas melihat kedua payudara putihnya yang bulat tegak dengan puting yang masih rata dengan areolanya menghiasi kedua gunung kembarnya dengan sempurna. Letak pentilnya hampir tempat di tengah-tengah. Berhubung payudaranya tidak besar maka tidak terlihat turun seperti halnya perempuan yang memiliki toket gede. Payudara ini tampak begitu tegak menantang. Payudara yang belum pernah diremas oleh lelaki.
Aku mencium tetek Siska yang sebelah kiri dengan perlahan, tepat di bulatan bagian atasnya. Siska mendesah perlahan. Kulitnya begitu halus dan kenyal. Bau parfum Davidoff begitu manis tercium dari kulitnya. Aku menciumi sekujur toket Siska yang bulat itu dengan gerakan searah jarum jam, menghindari pentilnya yang merah muda. Siska memeluk kepalaku. Lalu setelah puas menciumi sekujur toket kirinya, aku mulai menjilati gundukan kenikmatan itu.
“mmmmmhhhhhh……..” Siska menggumam-gumam keeenakan saat lidahku mulai menjilati bukitnya itu. Lidahku bagaikan menari di atas kain sutera yang begitu halus dan harum. Mulutku tak sabar mulai menyedoti gundukan itu. Kusedot dan kuhisapi payudara kiri Siska hingga tak lama bekas cupanganku tercetak di sana-sini.
Sementara, tanganku mulai menarik tali celana dalamnya ke bawah. Dengan bantuan kaki kananku, aku menginjak celana dalam Siska saat CD itu sudah di lututnya. Kemudian aku melepaskan rangkulanku dan mundur selangkah untuk melihat pemandangan indah di hadapanku.
Siska telanjang bulat di depanku dengan wajah yang malu-malu ditundukkan. Kulihat jembut Siska tidak selebat jembut Mama. Namun tampak jembut itu dicukur rapi segitiga. Bibir luar vaginanya atau labium majoranya tampak terlihat rapat tertutup di bawah jembutnya yang keriting itu.
Birahiku sudah tinggi sekali. Aku segera melepaskan bajuku secara tergesa-gesa. Pakaianku kulempar dengan cepat sehingga berjatuhan di lantai di sana-sini. Aku gendong Siska sambil kuserang bibirnya, lalu aku setengah terjun ke tempat tidurnya.
Aku sudah mabuk oleh birahi, sehingga nafsuku menjadi liar. Kujilati seluruh wajah Siska mulai dari kepala sampai dagu. Bahkan lubang hidung Siska beberapa saat ku rogoh dengan lidahku. Aku ingin merasakan seluruh jengkal wajah cantik gadis ini. Aku sungguh merasa beruntung, karena gadis model ini mau disetubuhiku.
Mulutku mulai bergerak menjelajahi lehernya. Tak lama leher Siska sudah bau mulutku dan dipenuhi ludahku. Cupanganku mendarat di berbagai tempat di lehernya dan meninggalkan bekas di sana-sini. Tubuh ini adalah milikku dan cupanganku adalah tanda bahwa lahan ini sudah dimiliki. Bukan lahan pribumi tentunya, karena aku keturunan Tionghoa. Hahahah.
Lalu mulutku mulai menggarap dadanya. Lembah antara kedua bukit kembarnya begitu seksi karena terlihat begitu dalam disebabkan payudaranya yang begitu mancung dan agak berjauhan. Ada tahi lalat kecil di lembah payudaranya. Tak lama lembah itu penuh dengan liur dan bekas cupangan. Siska mulai mengerang kecil sambil menyebutkan namaku.
“aaaahhhh….. Keeeen…………. Aaaaaaahhhhhh”
Kemudian mulutku mulai mengembara di payudara yang sebelah kanan. Berhubung toket kirinya sudah penuh cupanganku. Kujilati gundukannya terlebih dahulu, karena inilah kesukaanku. Aku suka menjilati gundukan terlebih dahulu sebelum akhirnya bercokol di pentil perempuan. Kukenyot-kenyot tetek kanan Siska dengan penuh nafsu sementara Siska memeluk erat kepalaku sambil meremas-remas rambutku. Setelah cukup mencupangi dada kanannya itu, aku mulai menyedoti pentil Siska. Yang menggemaskan adalah karena pentil itu masih kecil sehingga kini walaupun sudah kusedot-sedot, pentil itu hanya sedikit saja menonjol.
Cukup lama aku mengenyoti payudara Siska yang imut itu. Akhirnya aku mulai menjilati perut gadis itu. Aku mengenyoti pusarnya yang tampak menggairahkan. Pusarnya bagaikan celah yang sempurna. Kusodoki celah itu dengan lidahku, kukenyoti celah itu, sementara bau tubuh Siska mulai memenuhi ruangan. Kugerakkan mulutku ke bawah lagi, dan lidahku mengenai bulu kemaluannya. Kusedoti jembut Siska yang jarang dan keriting itu sementara Siska mulai bertambah keras erangannya. Atau bisa saja dibilang bahwa sekarang Siska mulai melenguh. Memek Siska kini mengeluarkan bau badannya dengan hebat sekali hingga hidungku seakan dipenuhi bau tubuhnya itu.
Aku beringsut duduk dan membuka pahanya lebar-lebar. Bibir luar memeknya masih rapat sekali. Dengan kedua jempolku kubuka bibir luar itu dan melihat kemaluan Siska yang merah muda dan basah mengkilat. aku menerjunkan lidahku ke dalam vagina Siska yang mengeluarkan bau menggiurkan. Siska melenguh keras,
“Uuuuuuuhhhh……. Enak Saaaayyyyyy…………..”
Baru kali ini kudengar kata-kata ‘say’ keluar dari bibir Siska. Aku kini paham bahwa gadis ini sudah jadi milikku sepenuhnya hari ini. Apalagi bila aku telah menyetubuhi Siska, tentu akulah yang akan menjadi satu-satunya lelaki di dalam hidupnya.
Kunikmati air kemaluan Siska. Lubang memeknya begitu lembek, hangat dan basah. Mulutku kini sudah basah oleh cairan vagina Siska. Bau tubuh Siska begitu kerasnya sehingga walaupun sudah bercampur dengan air liurku, bau mulutku tidak tercium sama-sekali di kemaluannya. Hanya bau tubuh Siska yang dapat tercium di hidungku. Inilah mengapa aku suka sekali menjilati kemaluan perempuan. Aku tidak harus terganggu dengan bau mulutku sendiri. Maka cukup lama aku menjilati dan menyedoti memek Siska hingga Siska mulai berteriak kecil dan pinggulnya mulai bergerak untuk menekan memeknya ke mulutku.
Aku pikir sudah saatnya menuntaskan rasa hausku akan tubuh Siska. Maka aku segera mengarahkan kontolku ke lubang memeknya dengan tangan kananku, sementara tangan kiriku menopang badanku yang telah kugerakkan sehingga berada di atas tubuh Siska. Aku sodok pantatku sehingga tahu-tahu kepala kontolku melesak ke dalam.
Memek Siska sangat sempit. Dinding vaginanya menjepit kepala kontolku dengan begitu kuatnya sehingga ada rasa linu yang kurasakan. Namun dipihak lain, kemaluan Siska demikian hangatnya dan lembab sehingga menimbulkan sensasi yang begitu nikmat. Siska menjerit kecil lalu merangkulku erat-erat.
“Sakiiiit saaaay……………”
Aku menindih Siska dengan kedua tangan di samping sehingga sedikit membagi beban agar Siska tidak menopang tubuhku seratus persen. Kucium bibirnya dengan rakus. Siska meremas-remas rambutku sambil membalas ciumanku juga dengan penuh nafus. Kusodok lagi kontolku, namun kontolku tertahan oleh selaput daranya. Siska melepaskan ciumannya dan berteriak kecil lagi,
“Sakkiiiiiittttt…………..”
Dengan suara perlahan aku bujuk dia,
“Sayangku……. Nanti aku sodok kuat-kuat supaya keperawanan kamu jebol. Pasti akan sakit. Tapi aku janji nanti akan jadi enak. Oke?” karena sudah tumbuh cintaku pada Siska yang selama ini terpendam, aku mulai mengganti elo gue menjadi aku kamu.
Dengan dahi berkerut menahan sakit dan mulut bawah yang digigit Siska mengangguk. Pelukannya begitu erat kurasakan. Aku segera menyusupkan tanganku di kedua pantatnya, lalu dengan sekuat tenaga aku menghantamkan pantatku ke depan sehingga robeklah selaput daranya dan seluruh kontolku amblas masuk ke liang senggama Siska.
Siska berteriak sambil memelukku dengan kedua tangan dan kakinya. Kakinya merangkul paha belakangku erat-erat. Kurasakan memek sempit Siska menggenggam kontolku erat sekali. Kontolku senat-senut jadinya.
“Kalau udah reda sakitnya, kamu goyang pantatmu maju mundur, ya Say?”
Siska hanya mengangguk sambil tetap meringis dan memejamkan matanya. Aku memeluknya dan mencium bibirnya. Siska membalas pagutanku dan untuk beberapa lama kami berciuman dengan perlahan. Makin lama, ciuman Siska makin hot. Lidahnya mulai menyapu-nyapu dengan cepat. Dan nafasnya mendengus-dengus di hidungku. Akhirnya kurasakan pantat Siska mulai bergoyang. Pertama kalinya perlahan, dan makin lama makin terasa sodokan pantatnya. Memek Siska pun mulai mengeluarkan pelumas lagi sehingga kontolku mulai licin terkena cairan kemaluannya.
Maka aku mulai membalas goyangan pantatnya dengan tusukan pantatku sendiri. Karena Siska baru pertama kali ini ngentot, maka mula-mula susah juga untuk menyeragamkan gerakan kami berdua, namun lama kelamaan kami berdua mulai menemukan irama ngentot yang tepat. Kontolku mengocoki memeknya yang sempit dan hangat itu berkali-kali. Selangkangan kami terus beradu mengeluarkan bunyi tamparan yang semakin lama semakin keras terdengar. Siska mulai terbiasa ngentot, bahkan kini mulutnya tak mau tinggal diam dan mengimbangi jilatan dan hisapanku. Bahkan kala aku mengenyoti leher dan pundaknya, Siska menciumi dan menjilat pipi dan jidatku. Siska mulai melepaskan nafsu binatang yang dimiliki manusia tanpa malu-malu lagi.
“Enak yang?” tanyaku.
“he-eh…” jawabnya.
“Memek kamu rapet banget…….”
“Ih ngomong jorok…… burung kamu aja yang gede, yang.”
“Burung apaan? Kontol……. Bilang aja kontol……..”
“Ihhh… jorok!”
“Aku marah nih….. aku pulang nih……….”
“Ah…… kamu jahat………….”
“Bilang dong kontol………..”
“Kontoooolll…………..”
“Gitu baru pacarku……”
Lalu aku kembali mencium bibirnya sembari mengentoti tubuh Siska yang sintal dan hangat itu.
Kedua tubuh kami sudah mengeluarkan keringat walaupun di kamar yang ber AC. Keringat kami bersatu padu, sementara di selangkangan kami, kedua keringat kami telah bercampur dengan cairan memek Siska dan darah dari selaput daranya.
Lama-kelamaan kami mulai mencapai puncak kenikmatan. Selangkangan kami mulai berbenturan dengan keras karena gerakan pantat kami yang makin cepat dan kuat.
“Yaaaaaang……………………………. Kenny sayaaaaaaaaaaaaaaaaaangggggg…………. Aku mau pipiiiiiiiiiiissssssss…………”
“Bukan pipis, neng…… itu mau sampeeeeeeeeeeeee………………… aku jugaaaaaaaaaaa……….”
Tiba-tiba Siska mencengkram tubuhku kuat-kuat dan kurasakan kemaluannya yang sempit itu bagaikan bergetar bagaikan orang yang sedang kedinginan. Dinding memek Siska bagaikan bernafas cepat yang menyedot-nyedot kontolku. Jebol sudah birahiku, aku akhirnya ejakulasi berkali-kali di dalam kemaluan pacarku yang cantik itu.
Untuk beberapa saat kami bertindihan lemas setelah masing-masing mencapai klimaksnya. Aku segera berbaring di sebelah tubuh telanjang Siska agar tidak menindihnya terlalu lama. Beberapa saat kami terdiam hingga akhirnya Siska berkata,
“Kalau aku hamil, gimana?”
Aku hanya tersenyum dan berkata,
“Ya kita nikah saja. Gitu aja kok repot…..”
Siska menyergapku tiba-tiba dan memelukku.
“Oh Suamikuuuuuuuuuuuu…………..”
Kami asyik berpelukan dan bercanda sehingga tidak terasa sudah jam empat sore ketika Sandra menelpon Siska. Ternyata Sandra ada kegiatan kampus sehingga baru pulang besok. Kebetulan sekali, pikirku. Maka kami merayakan keberuntungan kami dengan melakukan hubungan seks lagi. Hari itu tiga kali kami berhubungan badan. Kami hanya break sebentar waktu maghrib untuk makan lalu kami kembali bergumulan di ranjang Siska. Tidak hanya seks, tapi kami juga bercanda dan membicarakan banyak hal layaknya orang pacaran.
Ketika itu sudah pukul delapan malam kala kami baru saja selesai berhubungan seks kali ketiganya saat tiba-tiba HPku bordering. Siska yang cepat-cepat mengambil HPku sambil berkata curiga,
“siapa sih yang telpon malem-malem?”
Namun saat Siska melihat nama yang muncul di layar HP, ia segera memberikannya kepadaku lalu berkata,
“Mamamu……. Aku mandi dulu ya, Say…….” Lalu Siska bergegas ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
“Halo,” Kataku.
“Koko….. kamu di mana?”
“Di rumah teman…..”
“Kok belum pulang sih?”
“Tanggung nih, Ma…….”
“Kamu di rumah siapa?”
Aku menimbang-nimbang apakah akan jujur atau tidak. Namun ide brillian tiba-tiba saja muncul di kepalaku. Lalu aku menjawab,
“Di rumah Siska……”
“Siska? Siapa itu? Pacar kamu?”
“Iya, Ma. Emang kenapa?”
“Kok wakuncar bukan di week end? Ini kan hari sekolah…. Emangnya orangtua Siska ga marah?”
“Enggak lah, Ma. Orangtuanya kan di singapura…”
“Di sana ada siapa? Ada Kakaknya?”
“Ya enggak lah. Yang ada Cuma Siska, Koko sama pembantu-pembantunya Siska…”
“Apa? Kamu lagi ngapain?”
“Koko lagi tiduran”
“Tiduran?”
“Iya, di kamarnya Siska.”
“Apaaaa????”
“Udah lah, Ma. Koko kan bukan anak kecil lagi. Udah dewasa. Biasa aja kali, Ma.”
“Koko…… kamu berhubungan seks sama dia?”
“Iya, dong. Ma. Kan Siska pacar Koko.”
“Kamu itu! Kamu masih kecil! Gimana kalo dia hamil?”
“Masih kecil? Koko udah dewasa Ma. Koko udah pernah gituan sama Mama, kan?”
Mama terdiam. Mungkin sedang bingung harus ngomong apaan. Akhirnya Mama berkata,
“Pokoknya kamu sekarang harus pulang.”
“ga mau ah…. Koko mau nginep di sini aja.”
“Apaaa? Kamu ga mau pulang?”
“enggak.”
“Koko! Kamu harus bantu di rumah! Kamu mau jadi orang miskin?”
“Bantu apa, Ma?”
“Jangan belagak bodoh, Ko! Kita harus melakukan ritual kalau ga mau sengsara!”
“Maksud Mama, Koko harus ngentot sama Mama, kan?”
“Anak kurang ajar! Ini Mama kamu, masak ngomong begitu?”
“Ritualnya kan ngentot, Ma. Emangnya ngapain?”
“Kamu jadi bandel begini Ko!”
“Pokoknya Koko ga mau ngentot sama Mama! Ga mau!!!”
Mama terdiam. Ada jeda beberapa saat sebelum Mama berteriak lagi,
“bagus! Kamu anak durhaka! Kamu senang ya kalau kita jadi melarat?!”
Aku belagak terdiam sebentar lalu menarik nafas.
“Sebenarnya Koko ga mau kita melarat, Ma,” kataku pelan,” tapi untuk ngentot sama Mama, koko rasanya ga enak saja”
“Maksud kamu?”
“Abis, setiap kali kita ngentot masa pakai baju, terus ga boleh cium lah ga boleh beginilah begitulah, Koko ga merasa nyaman.”
“Habis mau kamu apa?”
“Koko kalau ngentot sama Siska ngerasa asyik sekali. Karena bisa ciuman dan pegang-pegang sebebasnya. Tapi kalau sama Mama kayaknya gimana gitu. Ga ada kebebasan….”
Mama terdiam agak lama. Lalu Mama berkata perlahan,
“Ya udah, kamu pulang sekarang. Terserah deh kamu mau ngapain…..”
Lalu mama menutup telpon. Aku bersorak kegirangan. Akhirnya aku buru-buru berpakaian. Aku pamit pada Siska yang sedang mandi. Siska pikir bahwa Mamaku concern dan ingin anak kesayangannya pulang sehingga akhirnya membiarkan aku pulang. Aku segera bergegas pulang ke rumah dengan memacu mobilku secepatnya.

BAB LIMA
MIMPI JADI KENYATAAN

Aku sampai di rumah pukul setengah sepuluh. Kamar tamu sudah gelap. Aku bergegas ke kamarku. Kulihat kamar Papa dan Mama masih menyala lampunya. Aku buka pintu kamarku dan kaget melihat Mamaku sedang tidur tanpa selimut di tempat tidurku dengan memakai gaun tidur mahal berenda yang mini dan sedikit transparan. Mama mematikan AC sehingga tidak kedinginan dan dapat tidur nyaman tanpa kedinginan. Bahkan, aku rasa udara di kamar cukup panas karena aku mulai sedikit berkeringat.
Gaun tidur Mama tampaknya sebatas setengah paha, namun karena posisi tidurnya miring maka bagian hemnya tertarik sampai di bawah pinggul. Sedikit pantatnya menyembul menunjukkan ia tidak memakai apa-apa. Dari pintu masuk aku hanya bisa melihat bagian belakang tubuh Mama. Aku segera menutup pintu lalu membuka seluruh bajuku.
Setelah telanjang, aku beringsut menghampiri Mama di tempat tidur.
“Baru datang?” Tanya Mama perlahan. Ternyata beliau belum tidur.
Aku tidak menjawab melainkan memeluk Mama dari belakang. Walaupun belum berhubungan seks, namun badan Mama sudah mengeluarkan bau tubuh tanpa ada campuran sabun maupun parfum. Kontolku ku tekan di belahan pantatnya. Mama menengok ke belakang.
“Kamu mau cium Mama?” tanyanya sambil mengangkat tangannya dan berbalik hingga kini tidur telentang menghadapku yang sedang tidur miring. Posisi kepalaku tepat di hadapan ketek Mama. Kini aku dapat melihat ketek Mama ditumbuhi bulu-bulu halus keriting, sesuatu yang tidak pernah kusadari sebelumnya karena hubungan kami berdua selama ini hanya seks tanpa eksplorasi. Dari ketiak itu tersebar aroma tubuh Mama. Apalagi ketiak itu kini lumayan basah, karena Mama yang biasanya di ruangan AC kini tidur di kamarku yang panas. Kulihat sekujur tubuh Mama juga sudah berkeringat sehingga membuat kulitnya mengkilat bak batu intan yang indah.
Aku mendekatkan hidungku ke ketek Mama.
“Terserah kamu mau ngapain. Tapi Mama kasih tahu ya, Mama hari ini belum mandi. Gosok gigi Cuma tadi pagi aja.”
Rupanya Mama berusaha membuatku mengurungkan niatku untuk mencumbu Mama dengan cara ini. Namun anehnya, aku menjadi kepincut bau tubuh Mama yang belum mandi ini. Aku tidak menjawab Mama melainkan segera menubruk Mama dari samping dan membenamkan wajahku ke ketek Mama yang berbulu itu.
Aroma tubuh Mama yang tajam memasuki hidungku hingga memenuhi benakku. Keteknya yang lembat membasahi ujung hidungku. Bulu ketek halusnya menggelitik indera penciumanku ini. Mama tampak kaget dan menarik nafas. Aku segera menjilati ketek Mama yang keringetan itu. Sementara, tanganku mulai menyusup dari bawah gaunnya dan merayap ke atas. Tangan kananku itu menemukan payudara kanan Mama setelah menyusup dan membuat gaun itu terangkat sampai ke tengah tubuhnya. Mama juga membantu dengan sedikit mengangkat tubuh sehingga gaun tidurnya secara mudah tertarik ke atas.
Setelah asyik menjilati ketek kanan Mama, aku segera duduk dan menarik gaun tidur Mama ke atas sampai terbuka. Mama duduk agar memudahkanku melucuti gaun tidurnya. Kini kami berdua telanjang bulat dan saling duduk berhadapan. Tubuh Mama yang berkeringat dan mengeluarkan aroma perempuan yang tajam membuatku tak dapat menahan diri. Aku tomplok Mama dengan buas sehingga kini aku menindihnya lalu aku sergap bibirnya.
Awalnya aku menyerang bibir Mama dengan bibirku tanpa ada perlawanan. Aku terus menjilat, mengecup dan menyedoti bibir Mama dengan rakus sementara kedua tanganku memeluk tubuhnya yang telanjang dan basah itu. Kedua kaki Mama yang tadinya rapat aku buat mengangkang dengan kedua kakiku sehingga kini kedua kakiku di dalam kedua kaki Mama yang mengangkang.
Tangan kananku kutarik dan kini aku mengelusi paha kiri Mama dengan tangan itu. Mama belum membalas ciumanku, maka aku menyedoti bibirnya agar bibir itu membuka. Suatu kali aku berhasil mengenyoti bibir atas Mama sehingga kedua bibirnya terbuka, aku segera memutar kepalaku lalu mulai menjilati dalam mulut Mama yang sedikit terbuka. Sementara tangan kananku mulai mengelusi pantat Mama yang sedikit kutarik ke atas.
Dengan tangan kiri yang memeluk Mama aku ubah posisi kami sehingga sedikit menyamping dengan kaki kananku di antara kedua kaki Mama. Kutarik pantat Mama dan aku tekuk lutut kananku sehingga pahaku menempel di selangkangan Mama dengan kaki kiri Mama di atas pahaku sehingga akhirnya Mama posisinya miring menghadapku.
Mama belum membalas ciumanku. Aku tetap menjelajahi mulutnya kini dengan lidahku. Kujilati bibirnya yang diam itu sementara aku meremasi pantat kiri Mama dengan tangan kananku sembari pahaku ku gesek-gesek di bibir memek Mama. Lama kelamaan Memek Mama basah. Tangan kiriku tetap memeluk badan Mama, sementara kedua tangan Mama hanya memegangi lenganku perlahan.
Kemudian aku mulai mendorong pantat Mama ke bawah sambil terus meremas pantat itu sehingga gesekan memek Mama dan pahaku bertambah keras. Memek Mama makin basah dan akhirnya Mama membuka mulutnya untuk mendesah sementara pegangan tangannya menguat di lenganku.
“Aaaahhhhh…..” mulut Mama membuka dan dengan sigap aku menjulurkan lidahku memasuki mulut Mama yang terbuka. Serta merta lidahku menempel di lidah Mama. Aku jilati lidah Mama sambil sesekali mengecupi bibirnya yang sensual. Mama memejamkan matanya. Aku lalu menciumi leher Mama. Mama tetap hanya mendesah. Kucupangi lehernya dan kujilati juga. Lalu aku kembali mengarahkan mulutku ke bibir Mama. Ternyata kedua bibir Mama tidak tertutup melainkan terbuka walau tidak terlalu lebar. Aku menjilati mulutnya dan mengenai giginya. Ketika lidahku masuk di giginya, Mama mendesah lagi yang menyebabkan mulutnya terbuka lagi sehingga kini lidahku menjilati lidah Mama lagi.
Kemudian aku mengecupi pipi Mama sambil menjilati sekali-kali. Kuselomoti juga seluruh wajah Mama yang cantik khas oriental itu lalu kembali aku menjilati bibirnya. Mama mendesah lagi dan membuka mulutnya. Aku kembali dapat menjilati lidahnya.
Kemudian aku menarik kepalaku lalu sedikit mendorong tubuh Mama dengan kedua tanganku sehingga kini aku dapat melihat kedua tetek Mama yang berukuran sedang namun dengan bulatan yang lebih besar dibanding miliknya Siska. Dengan cepat aku mulai menciumi dada kiri Mama. Seperti biasa, aku menyelomoti seluruh gundukannya dulu sebelum beralih ke pentilnya yang sudah mengeras dan mancung. Pentil dan areola Mama lebih besar dibanding Siska. Aku berikan cupangan disekeliling toket kiri itu, terkadang aku lama juga mengenyoti satu tempat sebelum pindah ke tempat berikutnya. Toket Mama lebih lembut dibanding Siska yang memiliki toket dengan otot yang lebih keras. Namun toket Mama menawarkan sensasi bola yang memantul, atau bisa dibilang sofa yang empuk namun memantul sehingga memiliki cita rasa yang berbeda dengan payudara Siska.
Setelah payudara itu penuh dengan liur dan cupanganku, aku mulai mengenyot-ngenyot pentil Mama yang besar itu. Kunikmati rasa menjepit pentil di antara langit-langit mulut dan lidahku. Lidahku membelai-belai pentil itu kadang dengan gerakan memutar kadang dengan gerakan menjilat. Saat ini Mama mulai mendekap kepalaku dengan kedua tangannya sambil mendesah.
Aku ingin mengetes Mama, maka aku kini kembali menjilati bibir Mama. Mama membuka mulutnya dan aku mulai menjilati lidahnya lagi.
“Julurin lidah Mama…… kurang nih……..” kataku diselingi desahan penuh nafsu.
Mama tetap memejamkan mata namun perlahan lidahnya keluar. Aku mulai mengenyoti dan menjilati lidah Mama. Kupegang kepala Mama sehingga agak tegak, lalu aku mulai meludah tepat ke lidah Mama yang terjulur.
Mama membuka matanya dan melihat ketika aku meludah kedua kalinya ke lidahnya.
“Telan ludah Koko, Mah………”
Mama menatapku dengan tatapan aneh lalu menutup mulutnya. Terlihat sejenak Mama mengulum-ngulum lalu menelan ludahku. Aku menjilati bibir Mama lagi dan Mama otomatis membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Sementara, memek Mama sudah basah kuyup jadinya.
Aku menghentikan aksiku untuk sejenak. Kuposisikan Mama tidur dan aku menaruh kontolku di depan lubang memeknya. Kemudian aku memasuki Mamaku. Mama mengerang-erang. Ketika aku peluk tubuh Mama, Mama balas mendekapku. Aku mulai mengocok kemaluan Mama dengan kontolku. Mama terus mengerang-erang kenikmatan.
Aku mencium bibir Mama dan kali ini Mama membalas! Dengan gembiranya aku menciumi bibir Mama dengan penuh nafsu dan Mama pun mengimbangi dengan ciuman yang ganas pula. Akhirnya pertahanan Mamapun jebol!
Kamar tidurku kini dipenuhi suara selangkangan beradu ditingkahi dengan suara kecipak kecipuk ciuman dan juga terkadang erangan dan desahan. Bau tubuh kami berpadu menjadi satu mengisi segenap penjuru kamar. Keringat pada tubuh kami sudah tidak jelas lagi dari pihak yang mana karena sudah menyatu seperti halnya tubuh kami yang sudah bersatu di alat kelamin kami.
Dengan jeritan kecil Mama mencapai orgasme yang disambut dengan muntahan spermaku yang memenuhi rahimnya. Kami berciuman lama setelahnya.

EPILOGUE
Si dukun berkata bahwa kami harus melakukan ritual tiga kali dalam sebulan, namun pada kenyataannya, kami melakukannya hampir tiap hari dengan pengecualian malam minggu aku harus memuaskan pacarku, Siska.
Mama hamil anak kami tiga bulan kemudian, sementara Siska untungnya tidak hamil ketika kami melakukannya pertama kali tanpa kondom. Untuk selanjutnya dengan Siska, aku selalu memakai kondom.
Usaha Papaku semakin maju. Papa mengambil isteri kedua dan tinggal di rumah yang berbeda dengan kami. Kehidupanku, singkatnya sangat Bahagia. Hanya saja, aku masih bingung untuk ke depannya. Pada akhirnya aku pasti akan menikahi Siska dan tinggal dengannya. Bagaimanakah caranya agar hubunganku dengan Mama dapat berlanjut seterusnya? Mama adalah cinta pertamaku, tentunya. Aku masih belum kepikiran bagaimana seharusnya nanti ketika aku sudah berumah tangga. Tapi biarlah aku nikmati saja dahulu kehidupanku dengan dua kekasih dalam hidupku…..

TAMAT